Help us find the best solutions
for your business.
Answer a few simple questions so we can recommend
our products and solutions best suited for you.
Istilah obligasi seringkali kita dengar dalam dunia investasi. Banyak yang belum paham apa itu obligasi dan bagaimana perbedaannya dengan saham. Walaupun keduanya sama-sama bisa kamu jadikan sebagai investasi, tetapi ada banyak perbedaan antara keduanya.
Sebuah perusahaan bisa mengeluarkan obligasi atau saham untuk publik. Keduanya sama-sama untuk mengumpulkan dana bagi pengelolaan perusahaan. Namun, antara saham dan obligasi tersebut memiliki perbedaan yang jelas. Simak selengkapnya pengertian obligasi dan penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian obligasi yang paling singkat dan umum adalah surat utang. Sebuah perusahaan atau pemerintah bisa menerbitkan surat utang ke publik untuk mengumpulkan dana. Pihak yang mengeluarkan obligasi adalah pihak berutang, sedangkan pihak yang memiliki obligasi tersebut adalah pihak yang berpiutang.
Sebuah perusahaan yang membutuhkan dana biasanya menerbitkan obligasi. Penerbitannya dengan sistem lelang, penjaminan emisi dan bentuk penerbitan secara khusus.
Perusahaan akan menentukan besarnya dana, waktu jatuh tempo, besarnya bunga, dan lainnya. Itulah nanti yang akan jadi pegangan bagi pemilik obligasi. Pemegang obligasi bisa menikmati hasilnya.
Contoh obligasi yang umum adalah SUN (Surat Utang Negara) dari perusahaan BUMN. Selain itu, ada juga SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dengan prinsip sistem syariah. Jenis obligasi ini biasanya pemerintah yang mengeluarkannya.
Obligasi dan saham walaupun sekilas hampir mirip sama-sama bisa kamu jadikan investasi, tetapi keduanya tetap berbeda. Berikut ini beberapa aspek perbedaan antara saham dan obligasi:
Saham merupakan surat bukti sah kepemilikan perusahaan, sedangkan obligasi hanya bukti sah kepemilikan piutang. Dengan demikian, manfaat yang akan kamu dapatkan sebagai pemegang saham atau obligasi juga akan berbeda karena fungsinya juga berbeda.
Jika seseorang memiliki saham, berarti ia memiliki hak kepemilikan di sebuah perusahaan, sedangkan obligasi hanya sebatas piutang saja.
Sebuah surat obligasi memiliki masa berlaku jatuh tempo. Artinya jika sudah habis masa berlakunya maka surat tersebut tidak bisa kamu gunakan lagi.
Berbeda dengan saham, saham tidak memiliki masa berlaku. Selagi saham tersebut masih jadi hak milik dan belum kamu jual, maka surat tersebut tetap berlaku.
Harga saham sangat terpengaruh dengan kondisi ekonomi. Misalnya inflasi yang tinggi bisa mempengaruhi jatuhnya harga saham di pasaran.
Nah, tidak demikian dengan obligasi. Kondisi tersebut tidak mempengaruhi keuntungan dari si pemilik obligasi. Oleh karena itu, obligasi sering kali jadi pilihan investasi yang aman dari risiko inflasi.
Perbedaan saham dan obligasi juga terletak pada keuntungannya. Peluang keuntungan saham sebenarnya lebih besar ketimbang obligasi. Jika perusahaan sedang untung besar, maka jumlah keuntungan pemilik saham akan besar juga. Berbeda dengan obligasi yang keuntungannya hanya berdasarkan jumlah bunga yang tertera.
Namun, pada saham tentunya memiliki risiko jika sewaktu-waktu perusahaan mengalami kerugian maka hasil saham pun akan kecil. Sedangkan pemilik obligasi tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut.
Kepastian dari obligasi lebih jelas ketimbang saham. Jika sebuah perusahaan mengalami likuiditas misalnya, maka pemegang obligasi akan tetap mendapatkan keuntungannya. Obligasi menjadi prioritas bagi perusahaan sebelum ke pemilik saham. Pemilik saham akan mendapatkan bagiannya setelah semua hutang lunas.
Namun, dalam kondisi tertentu sebuah perusahaan bisa saja melakukan pengembalian obligasi melebih waktu jatuh tempo. Kondisi perusahaan yang yang pailit akan merugikan investor.
Pemegang saham juga harus membayar pajak karena adanya pendapatan dividen. Terpotong secara otomatis pada dividen tersebut.
Sedangkan pajak pada pemegang obligasi ini pembayarannya oleh perusahaan, sehingga seolah-olah si pemegang obligasi tidak dikenakan pajak.
Jika kamu masih mempertimbangkan apakah memilih saham atau obligasi, berikut ini keuntungan obligasi untuk kamu ketahui:
Mulai belajar investasi sejak dini sebagai bentuk persiapan pengelolaan finansial di masa depan. Keuangan di masa depan perlu kamu rencanakan dengan memulai investasi.
Saat ini cara orang berinvestasi sangat mudah dan fleksibel. Tanpa modal besar pun kamu bisa memulai investasi. Cara lebih praktis, cukup hanya dengan menggunakan layanan aplikasi.
Buat kamu yang bingung bagaimana memulai investasi, cobalah dengan memanfaatkan LinkAja. Aplikasi multiguna untuk membantu kamu belajar investasi sejak dini. Mau investasi saham, emas, dan lainnya jadi lebih mudah simpel, cepat, dan efisien.
Selengkapnya tentang LinkAja bisa kamu cek di sini.
Telkomsel melalui LinkAja membantu perkembangan inklusi ekonomi digital di Indonesia. Komitmen untuk membangun ekonomi nasional yang lebih bertaraf melalui pemanfaatan teknologi.
Baca juga: Kiat Sukses Bisnis Digital Jaman Now
Mulai belajar investasi saham atau obligasi sejak dini. Kamu akan merasakan manfaatnya di masa akan datang. Bersama LinkAja, kamu akan merasakan kemandirian ekonomi yang lebih terencana.