Tahukah kamu kalau Indonesia jadi negara dengan serangan ransomware tertinggi di Asia Tenggara pada paruh pertama 2024. Tidak main-main, setidaknya ada 32.803 serangan yang terjadi.
Di tingkat dunia, serangan ransomware juga tidak main-main. Angkanya bahkan meningkat sampai 11% di tahun 2024 dengan rata-rata nilai tebusan yang diminta mencapai $2,73 juta, atau naik hampir $1 juta dari tahun 2023. Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara mencegahnya?
Sebelum membahas lebih jauh, sebenarnya apa itu ransomware? Istilah ransomware sebenarnya berasal dari kata “ransom” yang berarti tebusan, dan “ware” yang mengacu pada software.
Dari dua kata yang menyusunnya, ransomware bisa diartikan sebagai jenis malware atau virus yang menyandera data, dan memaksa korbannya membayar tebusan sejumlah uang agar data tersebut bisa diakses kembali. Biasanya, tebusan yang diminta dalam bentuk cryptocurrency seperti Bitcoin.
Kalau virus menginfeksi komputer atau HP dan merusak isinya, ransomware ini lebih memilih menyandera dan meminta tebusan. Jadi kalau dibedah, kurang lebih cara kerjanya seperti ini:
Celah ini bisa lewat banyak cara. Salah satunya adalah email phishing. Sekilas, email tersebut memang terlihat meyakinkan. Padahal, isinya adalah jebakan.
Terkadang, serangan juga bisa berawal dari link berbahaya, situs tidak aman, atau file bajakan yang kamu unduh. Saat kamu membuka file yang sudah disusupi ransomware, di saat itulah serangan akan dimulai.
Begitu sudah menyusup, ransomware langsung mengunci file-file penting kamu, seperti foto, dokumen kerja, video, bahkan database bisnis. Semua diubah jadi kode acak yang tidak bisa dibuka tanpa kunci khusus.
Setelah semua file terkunci, layar kamu biasanya akan menampilkan pesan ancaman. Isinya minta kamu membayar sejumlah uang. Seringnya, tebusan diminta dalam bentuk cryptocurrency seperti Bitcoin.
Membayar tebusan bukan jaminan semuanya beres. Dalam banyak kasus, banyak korban yang sudah bayar tapi data tetap tidak kembali. Bahkan, ada yang justru dimintai uang lagi.
Serangan ransomware itu efeknya tidak main-main. Bukan cuma soal kehilangan file, tapi bisa membuat hidup atau bisnis jadi benar-benar kacau. Berikut dampak yang paling sering terjadi:
Kalau kamu korban, pelaku biasanya meminta tebusan dalam jumlah yang tidak sedikit. Untuk perusahaan, kerugiannya bisa mencapai miliaran rupiah. Dan parahnya, meski sudah membayar, data belum tentu kembali.
Bayangkan kalau semua file kerja, sistem, atau server terkunci. Bisnis bisa berhenti beroperasi, layanan publik bisa macet, bahkan rumah sakit bisa kesulitan menangani pasien karena data medis terkunci.
Kehilangan data penting atau harus menghadapi ancaman dari pelaku bisa membuat kamu panik, cemas, bahkan frustrasi. Untuk bisnis, tekanan mentalnya juga bisa datang dari rasa takut kehilangan kepercayaan pelanggan.
Untuk perusahaan atau lembaga, serangan ransomware bisa membuat nama baik rusak. Pelanggan atau masyarakat akan mulai meragukan kredibilitas perusahaan. Hingga akhirnya, mereka tidak lagi percaya.
Memulihkan sistem setelah terkena ransomware itu butuh waktu lama, mulai dari membersihkan perangkat, memulihkan data cadangan, sampai memperbaiki celah keamanan. Padahal dalam dunia bisnis waktu itu sama dengan uang.
Cara terbaik menghadapi ransomware jelas lewat pencegahan. Selain lebih gampang, kamu juga tidak perlu menghadapi risiko data hilang meski sudah bayar tebusan. Jadi agar terhindar dari ransomware, berikut caranya:
Selalu buat salinan data-data penting dan pastikan untuk menyimpannya di tempat yang terpisah. Misalnya saja di hard disk eksternal atau layanan cloud yang aman. Pastikan juga backup ini tidak selalu terhubung ke internet agar tidak ikut kena kalau komputer diserang.
Update itu bukan cuma soal tampilan baru. Setiap pembaruan biasanya menutup celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh hacker. Jadi, jangan tunda-tunda klik “Update Now”.
Kalau dapat email dari pengirim yang tidak dikenal, apalagi ada lampiran atau link-nya, jangan langsung dibuka. Periksa alamat pengirim dan isi pesannya. Kalau mencurigakan, lebih baik hapus saja.
Pilih antivirus yang punya perlindungan khusus dari ransomware. Beberapa bahkan punya fitur untuk mencegah file penting diubah tanpa izin.
Ada beberapa ransomware yang bisa masuk lewat celah fitur. Jadi untuk mengurangi risiko, sebaiknya matikan saja, apalagi kalau memang jarang digunakan.
Kalau kamu kerja di tim atau perusahaan, pastikan semua orang tahu bahaya ransomware dan cara menghindarinya. Satu orang yang lengah bisa jadi pintu masuk ke seluruh sistem.
Serangan ransomware bisa datang kapan saja. Banyak orang baru sadar pentingnya perlindungan data setelah mereka kehilangan segalanya. Jangan sampai kamu termasuk di antaranya.
Tetap waspada, jaga kebiasaan online yang aman, dan pastikan kamu menggunakan koneksi internet yang stabil serta aman. Dengan koneksi yang cepat dan stabil, update sistem dan mengunduh antivirus jadi lebih gampang. Kerja juga jadi lebih tenang.
Untuk koneksi internet stabil dan jaringan yang luas, pasang IndiHome sekarang melalui aplikasi MyTelkomsel. Jangan biarkan masalah jaringan jadi celah yang dimanfaatkan para pelaku kejahatan siber.
Short Video baru dan seru