Apa itu algoritma yang katanya mengelola dan mengontrol media sosial kita?
Pernah merasa kenapa postingan teman selalu muncul di feed kamu, sementara yang lain jarang terlihat? Atau kenapa video tertentu tiba-tiba hadir di explore-mu? Semua itu dikendalikan oleh satu hal: algoritma. Apa itu algoritma?
Sejatinya, seluruh media sosial saat ini dikendalikan secara otomatis oleh algoritma. Bagaimana cara kerjanya? Adakah penjelasan mudah tentang algoritma? Yuk, simak semuanya di bawah ini:
Baca juga: Insight Instagram: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melihat
Kamu bisa membuktikan gimana berjalannya algoritma di media sosialmu dengan berlangganan Paket Super Seru. Paketnya besar karena kuotanya 400GB, bisa main coba ngulik gimana cara kerja algoritma tuh.
Yuk, kita cari tahu dan kulik lebih dalam apa itu algoritma!
Algoritma media sosial adalah sistem pemrograman yang digunakan oleh platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, YouTube, X (Twitter), dan LinkedIn untuk mengatur, menyaring, dan menampilkan konten kepada pengguna berdasarkan relevansi dan interaksi.
Dalam kata lain, algoritma adalah "otak" yang menentukan konten mana yang muncul di berandamu dan mana yang tidak. Makanya, jika ada konten yang ‘gak dikenal’ tapi masuk ke berandamu, artinya itu sudah diatur oleh algoritma.
Alih-alih menyusun konten secara kronologis, algoritma bekerja dengan mempertimbangkan berbagai sinyal—seperti seberapa sering kamu berinteraksi dengan akun tertentu, jenis konten yang kamu sukai, atau waktu tayang konten.
Tujuannya? Untuk menciptakan pengalaman yang dipersonalisasi agar kamu tetap betah berada di platform tersebut. Menurut Hootsuite dan Sprout Social, tiap platform memiliki logika algoritma yang berbeda-beda.
Pada dasarnya prinsip sama: semakin relevan suatu konten dengan kebiasaan pengguna, semakin besar peluang konten itu muncul di beranda mereka.
Baca juga: Cara Mengatasi Kenapa Instagram Keluar Sendiri
Walaupun tiap platform memiliki algoritma yang unik, secara umum mereka bekerja dengan mempertimbangkan tiga komponen utama:
Jika kamu sering memberi like, komen, atau membalas story seseorang, algoritma akan menilai bahwa hubungan kalian cukup kuat—dan akan lebih sering menampilkan konten akun tersebut di feeds-mu.
Inilah penyebab mengapa kamu sering melihat postingan dari teman dekat, keluarga, atau akun favorit.
Algoritma belajar dari perilakumu: jenis konten apa yang kamu tonton sampai habis, konten mana yang kamu share, atau postingan apa yang sering kamu simpan.
Dari sinilah muncul sistem rekomendasi, misalnya di TikTok atau Reels Instagram, yang secara akurat menyajikan konten sesuai minatmu. Misalnya: kamu sering menonton video resep, beranda TikTok-mu kemungkinan besar akan dipenuhi konten serupa.
Konten yang baru diunggah biasanya akan mendapatkan "push" awal dari algoritma untuk diuji performanya.
Jika dalam waktu singkat postingan tersebut mendapatkan banyak interaksi (like, komen, share), maka algoritma akan mendorong konten itu ke lebih banyak pengguna.
Selain itu, seberapa sering kamu membuka aplikasi juga mempengaruhi konten yang tampil. Semakin jarang kamu online, semakin ketat persaingan antar konten untuk masuk ke feeds-mu.
Instagram: Algoritma feed utamanya melihat interaksi (komentar, likes, saves), sedangkan Reels lebih fokus ke watch time dan shareability.
TikTok: Algoritma sangat responsif terhadap engagement awal. Video bisa viral walau akun kecil, selama kontennya ditonton habis, diulang, dan dibagikan.
YouTube: Rekomendasi video didorong oleh watch time dan click-through rate (CTR). YouTube Shorts kini juga menggunakan model serupa TikTok.
Facebook: Masih sangat berbasis interaksi antar akun, tapi kini juga mendorong konten dari grup dan marketplace.
LinkedIn: Algoritma fokus pada koneksi profesional dan relevansi industri. Konten yang mengundang diskusi atau insight profesional biasanya memiliki performa lebih baik.
Mengetahui cara algoritma bekerja adalah satu hal, tapi yang paling penting adalah bagaimana kamu bisa bermain di dalam sistem tersebut untuk mendapatkan hasil terbaik. Berikut beberapa strategi utama:
Algoritma menyukai akun yang aktif dan konsisten. Jadwalkan kontenmu secara rutin, misalnya 3–5 kali seminggu, dan unggah pada jam-jam saat audiensmu aktif (prime time).
Gunakan fitur insight atau analytics tiap platform untuk mengetahui kapan followers-mu paling aktif.
Konten yang mendorong komentar, saves, shares, atau bahkan DM akan dianggap lebih berkualitas. Tanyakan pendapat audiens, berikan pertanyaan terbuka, atau buat konten yang memancing diskusi.
Contoh:
“Menurut kamu, mana yang lebih cocok?”
“Setuju nggak sama pendapat ini?”
“Simpan dulu sebelum lupa!”
Saat ini, short-form video (Reels, TikTok, Shorts) adalah format yang paling didorong oleh algoritma. Platform seperti Instagram bahkan secara eksplisit mengonfirmasi bahwa mereka memprioritaskan Reels ketimbang foto biasa.
Namun, jangan hanya ikut tren.
Pastikan kontennya tetap relevan dengan brand atau personal image kamu.
Caption yang menarik bisa membuat orang berhenti scroll dan membaca. Gunakan hook yang kuat di awal dan tutup dengan ajakan (CTA). Hashtag juga masih relevan, terutama di Instagram dan TikTok, untuk membantu sistem memahami topik kontenmu.
Contoh:
“Cuma yang ngerti yang bisa relate sama cerita ini… #parentinglife #storytime”.
Biasanya, saat platform meluncurkan fitur baru (seperti Threads di Instagram, atau Polls di Stories), algoritma akan mendorong konten yang menggunakan fitur tersebut. Ini kesempatan bagus untuk menjangkau lebih luas.
Algoritma itu dinamis. Maka kamu harus rajin melihat insight konten: postingan mana yang paling banyak disimpan? Format mana yang paling banyak ditonton habis?
Dari sana kamu bisa menentukan pola konten terbaik dan mengadaptasinya.
Baca juga: Insight Instagram: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melihat
Algoritma nggak cuma teori—kamu bisa langsung ngulik, eksperimen, dan lihat hasilnya sendiri di media sosial. Caranya? Coba berlangganan Paket Super Seru dengan kuota 400GB.
Karena dengan kuota sebesar itu, kamu bukan cuma jadi penonton algoritma. Kamu jadi bagian yang aktif “mainin” algoritma!
Short Video baru dan seru
8 Media Sosial di Indonesia dengan Pengguna Terbanyak
Overclaim Artinya Apa? Cari Tau Istilah yang Lagi Rame di Medsos!
Apa Itu POV yang Sering Berseliweran di Media Sosial?
60 Kata-Kata Promosi Makanan Lucu, Menarik untuk Medsos!