Sa’i merupakan salah satu rukun yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji maupun umrah dan tidak dapat ditinggalkan. Lantas, bagaimana tata cara menjalankan ibadah sa’i dalam haji sesuai dengan tuntunan syariat Islam?
Ibadah sa’i bukan sekadar berjalan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah, melainkan mencerminkan perjuangan dan keteguhan hati seorang ibu mulia, yaitu Siti Hajar, dalam usahanya mencari air bagi putranya, Nabi Ismail ‘alaihissalam.
Dalam pelaksanaannya, doa sa’i haji yang dibaca setiap kali melewati setiap bagian perjalanan, memiliki makna yang mendalam. Bacaan sa’i haji yang dianjurkan juga membawa kedekatan hati kepada Allah SWT, menambah kekhusyukan dalam ibadah.
Dalam memahami pelaksanaan ibadah ini, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, antara lain.
Meskipun secara lahiriah ibadah sa’i tampak sederhana, pelaksanaannya mengandung nilai spiritual yang dalam serta harus dilakukan sesuai dengan tata cara yang benar, dimulai dari niat hingga menyelesaikan tujuh kali perjalanan antara dua bukit tersebut.
Sa’i dalam haji tidak hanya melibatkan gerakan fisik, tetapi juga spiritual yang mendalam.
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap jamaah untuk memahami dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW, agar ibadah sa’i yang dilakukan tidak hanya sah secara syariat, tetapi juga dijalankan dengan penuh kekhusyukan dan kesadaran spiritual.
Dengan memahami makna serta ketentuan dalam ibadah sa’i, seorang muslim tidak hanya menapaki jejak langkah Siti Hajar secara fisik, tetapi juga meneladani semangat, kesabaran, dan ketawakalan beliau.
Semoga setiap langkah yang ditempuh dalam ibadah sa’i, bersama dengan doa sa’i haji yang penuh harapan, menjadi bagian dari doa, harapan, dan keikhlasan yang mendekatkan diri kepada ridha Allah SWT.
Agar ibadah haji lebih tenang dan fokus, aktifkan RoaMAX Haji sekarang juga!
Komunikasi lancar dengan keluarga di tanah air, ibadah pun jadi lebih khusyuk tanpa khawatir soal koneksi.
Sekarang kita simak mengenai penjelasan lengkap dan tata cara melakukan sa’i sesuai dengan syariat Islam
Baca Juga: 12 Tempat Bersejarah yang Bisa Kamu Kunjungi Setelah Haji
Pengertian Sa’i Dalam Ibadah Haji dan Umrah
Dilansir dari situs resmi BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji). Sa’i, yang berasal dari bahasa Arab yang berarti berlari atau berjalan cepat, merupakan salah satu rangkaian ibadah yang sangat penting dalam pelaksanaan haji dan umrah.
Ibadah sa’i dilakukan dengan cara berjalan atau berlari-lari kecil antara dua bukit, yaitu Bukit Shafa dan Bukit Marwah, sebanyak tujuh kali.
Ibadah sa’i ini memiliki makna yang sangat dalam bagi seorang Muslim, karena selain menjadi bagian dari ritual haji dan umrah, ia juga mengajak setiap jamaah untuk merenungkan perjuangan seorang wanita mulia, yaitu Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim.
Siti Hajar, dalam upayanya mencari air untuk putranya, Nabi Ismail, berlari-lari kecil antara dua bukit tersebut. Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di sebuah lembah tandus di Makkah.
Ketika Ismail dalam keadaan sangat kehausan, Siti Hajar dengan penuh keteguhan hati berlari di antara Bukit Shafa dan Marwah dalam upaya mencari air. Sebagai balasan atas kesabaran dan ketakwaannya, Allah SWT kemudian menurunkan air zam-zam sebagai karunia-Nya.
Melalui ibadah sa’i ini, setiap jamaah diajak untuk meneladani semangat, kesabaran, keikhlasan, dan kepasrahan kepada kehendak Allah SWT, serta memperkuat ikatan spiritual antara hamba dan Sang Pencipta.
Ibadah sa’i bukan hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai kesabaran, tawakal, dan pengharapan akan karunia Allah SWT.
Dari ketekunan dan tawakal Hajar inilah kemudian Allah SWT menghadirkan air zam-zam, sebagai karunia dan pertolongan bagi hamba-Nya yang berserah diri.
Perintah mengenai ibadah sa’i ini terdapat dalam Al-Qur’an di Q.S. Al-Baqarah: 158.
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ
Latin:
Innaṣ-ṣafā wal-marwata min sya‘ā’irillāh, fa man ḥajja al-baita awi‘tamara fa lā junāḥa ‘alaihi ay yaṭṭawwafa bihimā, wa man taṭawwa‘a khairan fa innallāha syākirun ‘alīm.
Artinya:
"Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar (agama) Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya untuk mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui."
Dengan memahami makna dan dasar syariat ibadah sa’i, diharapkan setiap langkah kita antara Shafa dan Marwah menjadi bagian dari ketaatan dan keikhlasan dalam mengharap ridha Allah SWT.
Tata Cara Sa’i Dalam Ibadah Haji
Informasi yang ada dari situs BPKH menjelaskan bahwa sa’i adalah salah satu ibadah penting dalam rangkaian haji dan umrah yang dilaksanakan dengan berjalan atau berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
Berikut adalah tata cara pelaksanaan sa’i yang sesuai dengan tuntunan syariat:
-
Memulai Sa’i dari Titik Awal
Bukit Shafa Ibadah sa’i dimulai dari Bukit Shafa. Sebelum memulai perjalanan menuju Bukit Marwah, jamaah dianjurkan untuk membaca niat melaksanakan sa’i yang dapat dihafalkan sebagai berikut.
نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
Latin:
Nabda'u bimaa bada'allaahu bihi.
Artinya:
“Kami memulai dengan apa yang Allah mulai.”
Setelah berada di atas Bukit Shafa, jamaah menghadap kiblat, berzikir, dan berdoa sesuai dengan kebutuhan. Bacaan zikir yang dianjurkan adalah:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Latin:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Artinya:
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar (3x).”
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Latin:
Laa ilaaha illallahu wahdahu laa shareeka lahu, lahu al-mulku walahul-hamdu yuhyi wa yumeetu wahuwa 'ala kulli shay'in qadeer.
Artinya:
“Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Latin:
Laa ilaaha illallahu wahdahu anjaza wa'dahu wa nasara 'abdahu wa hazama al-ahzaaba wahdahu.
Artinya:
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian. (HR. Muslim 1218)


Source: upload.wikimedia.org
-
Menjalani Rute Sa’i dengan Khusyuk
Jamaah kemudian melakukan sa’i dengan berjalan kaki bagi yang mampu, dan menggunakan kursi roda atau skuter matic bagi yang mengalami uzur.
Sa’i dilakukan dengan berjalan antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Setiap perjalanan antara Shafa ke Marwah dihitung sebagai satu perjalanan, dan sebaliknya perjalanan dari Marwah ke Shafa juga dihitung satu perjalanan.
Perjalanan ketujuh berakhir di Marwah. Selama menjalani rute sa’i, jamaah hendaknya melaksanakan ibadah ini dengan penuh kekhusyukan. Sa’i adalah kesempatan untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
-
Berlari-lari Kecil
Bagi jamaah laki-laki, disunnahkan untuk melakukan ar-raml (berlari-lari kecil) saat melintasi lampu hijau yang berada antara Bukit Shafa dan Marwah. Sedangkan bagi jamaah perempuan, cukup berjalan biasa.


Source: scontent.fcgk29-1.fna.fbcdn.net
-
Berdoa Sepanjang Perjalanan
Selama melaksanakan sa’i, jamaah dapat membaca doa dan zikir di sepanjang perjalanan antara Bukit Shafa dan Marwah. Begitu juga setiap kali mendaki Bukit Shafa dan Marwah, jamaah dianjurkan untuk berzikir dan berdoa sesuai dengan keinginan.
-
Mengakhiri Sa’i dan Berdoa di Bukit Marwah
Setelah tiba di Bukit Marwah sebagai titik akhir, jamaah disarankan untuk berdoa. Berikut bacaan doa yang dapat dibaca setelah melaksanakan sa’i di Bukit Marwah:
اللّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَعَلَى طَاعَتِكَ وَشُكْرِكَ أَعِنَّا وَعَلَى غَيْرِكَ لاَتَكِلْنَا وَعَلَى اْلإِيْمَانِ واْلْإِسْلاَمِ الَكَامِلِ جَمِيْعًا تَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا اللّهُمَّ ارْحَمْنِيْ أَنْ أَتَكَلَّفَ مَالاَ يَعْنِيْنِيْ وَارْزُقْنِيْ حُسْنَ النَّظَرِ فِيْمَا يُرْضِيْكَ عَنِّيْ يَاأَرْحَمَ الرَّا حِمِيْنَ.
Latin:
Allahumma rabbanaa taqabbal minna wa'aafinaa wa'fu 'annaa wa 'alaa tha'atika wa syukrika a'innaa wa 'alaa ghayrika laa takilnaa wa 'alaal iimaan wal islaamil kaamil jamii'an tawaffanaa wa anta raadhin 'annaa. Allahumma arhamnii an atakallafa maa laa ya'niinii warzuqnii husna an-nazhari fimaa yurdiika 'annii yaa arhamar rahimiin.
Artinya:
“Ya Allah, terimalah amalan kami, sehatkanlah kami, maafkanlah kesalahan kami dan tolonglah kami untuk taat dan bersyukur kepada-Mu. Jangan Engkau jadikan kami bergantung selain kepada-Mu. Matikanlah kami dalam iman dan Islam secara sempurna dan Engkau ridha. Ya Allah rahmatilah kami sehingga mampu meninggalkan segala maksiat selama hidup kami, dan rahmatilah kami sehingga tidak berbuat hal yang tidak berguna. Karuniakanlah kami pandang yang baik terhadap apa-apa yang membuat-Mu rida terhadap kami, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.”


Source: upload.wikimedia.org
Demikianlah tata cara pelaksanaan sa’i yang benar dalam ibadah haji dan umrah. Semoga setiap langkah yang diambil dalam ibadah ini menjadi bagian dari doa, harapan, dan keikhlasan yang mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Baca Juga: Tertib Haji: Pentingnya Tertib dalam Melaksanakan Rukun Haji
Bacaan Doa yang Dianjurkan Saat Melakukan Sa’i
Selama Sa’i, tidak ada doa tertentu yang diwajibkan. Umat Muslim diperbolehkan memperbanyak zikir, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, dan berdoa sesuai hajat masing-masing agar ibadahnya diterima dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Berikut adalah daftar doa-doa yang dilansir dari dokumen Kementerian Agama untuk dilakukan saat menjalani ibadah sa’i, beserta teks Arab, Latin, dan artinya.
-
Doa Saat Memulai Sa’i di Bukit Safa
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَرَسُولُهُ إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ، فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا، وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ. أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ وَرَسُولُهُ
Latin:
Bismillahirrahmanirrahim wa rasuluh. Innash shafaa wal marwata min sya'airillah, fa man hajjal baita awi'tamara falaa junaaha 'alaihi an yath-thawwafa bihimaa, wa man tathawwa'a khairan fa innallaha syaakirun 'aliim. Abda'u bimaa bada'allahu bihi wa rasuluh.
Artinya:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan bagian dari syiar Allah. Maka siapa pun yang berhaji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya untuk melakukan sa’i antara keduanya. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan dengan sukarela, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. Aku memulai sa’i sebagaimana yang telah Allah dan Rasul-Nya mulai."
-
Doa di Bukit Safa Menghadap Ka'bah
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. اللَّهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا، الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى مَا أَوْلَانَا. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Latin:
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd. Allahu akbar ‘alaa maa hadaana, alhamdulillahi ‘alaa maa aulana. Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai'in qadiir. Anjaza wa’dahu wa nashara ‘abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallah walaa na’budu illa iyyahu mukhlishiina lahuddina walau karihal kaafiruun, walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin.
Artinya:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah. Allah Maha Besar atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Allah atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Dia telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-musuh-Nya dengan sendiri. Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan kepatuhan semata kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir membenci. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
-
Doa Saat Mendekati Bukit Safa dan Marwah
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ
شَاكِرٌ عَلِيمٌLatin:
Innash shafaa wal marwata min sya'airillah, fa man hajjal baita awi'tamara falaa junaaha ‘alaihi an yath-thawwafa bihimaa wa man tathawwa’a khairan fa innallaha syaakirun ‘aliim.
Artinya:
"Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan bagian dari syiar Allah. Maka siapa pun yang berhaji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya untuk melakukan sa’i antara keduanya. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan dengan sukarela, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui."
-
Doa Saat Berada di Antara Dua Pilar Hijau (Sepanjang Lampu Hijau)
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا لَا نَعْلَمُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْأُخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Latin:
Rabbighfir warham wa’fu wa takarram, wa tajaawaz ‘ammaa ta’lam, innaka ta’lamu maa laa na’lamu. Allahummaghfir warham innaka antal a’azzul akram. Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaban naar.
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, dan berikanlah kemurahan hati kepada kami serta hapuslah dosa-dosa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tidak tahu. Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Mulia dan Maha Pemurah. Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari azab neraka."
-
Doa di Bukit Marwah Setelah Menyelesaikan Sa’i
اللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَعَلَى طَاعَتِكَ وَشُكْرِكَ أَعِنَّا وَعَلَى غَيْرِكَ لَا تَكِلْنَا وَعَلَى الْإِيْمَانَ وَالْإِسْلَامِ الْكَامِلِ جَمِيعًا تَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا
Latin:
Allahumma rabbanaa taqabbal minna wa’aafinaa wa’fu ‘annaa, wa ‘alaa tha’atika wa syukrika a’innaa, wa ‘alaa ghairika laa takilnaa, wa ‘alaal iimaan wal islaamil kaamil jamii’an tawaffanaa wa anta raadhin ‘annaa.
Artinya:
"Ya Allah, Tuhan kami, terimalah amalan kami, lindungilah kami, dan ampunilah kami. Berilah kami pertolongan untuk selalu taat dan bersyukur kepada-Mu. Jangan biarkan kami bergantung kepada selain Engkau. Matikanlah kami dalam keadaan beriman dan Islam yang sempurna, dalam keridhaan-Mu."
Sa’i mengajarkan umat Islam untuk meneladani kesabaran dan keteguhan hati Siti Hajar. Melalui sa’i kita dipersiapkan untuk menghadapi setiap ujian hidup dengan kesabaran dan keteguhan lebih nantinya.
Semoga setiap rangkaian ibadah haji yang Anda lakukan diterima, dan kita senantiasa diberi kemudahan dalam melaksanakan rukun-rukun haji dengan khusyuk dan penuh makna.
Bagi Anda yang akan melaksanakan ibadah haji tahun ini, jangan lupa persiapkan perjalanan ibadah dengan mengaktifkan Paket RoaMAX Haji di aplikasi MyTelkomsel.
Paket internet roaming dari Telkomsel ini bantu mempermudah komunikasi Anda selama ibadah haji, serta memudahkan Anda untuk mengakses doa-doa yang ingin dipanjatkan melalui HP.
Semoga Anda kembali ke tanah air dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur!
Baca Juga: Puncak Prosesi Ibadah Haji: Wukuf di Padang Arafah