Bukan larva kartun, ini larva lalat yang siap menggerogoti bagian mulut kita hidup-hidup!
Bayangin, ada ‘penyusup’ yang hidup di dalam mulut kita… ini bukan adegan film horor, tapi sebuah penyakit yang bikin merinding, tapi di satu sisi bikin penasaran juga. Bagaimana caranya orang bisa terkena mouth larva?
Penyakit yang disebabkan parasit ini terbilang gak terlalu asing di luar negeri, namun apakah ada yang terkena di Indonesia? Seberapa bahaya sih mouth larva ini?
Baca juga: 10 Kumpulan Bacaan Doa untuk Orang Sakit Agar Disembuhkan
Artikel ini mungkin bikin kamu ngeri setelah membacanya. Tapi, kalo kamu orangnya emang suka horor, langsung aja berlangganan Netflix dengan mudah via aplikasi MyTelkomsel Basic. Banyak film horor baru yang menunggu buat kamu tonton!
Nah, mari kita kulik lebih dalam apa sih mouth larva ini? Gimana cara menghindarinya?
Pengertian Tentang Mouth Larva
Dilansir dari klikdokter.com, Mouth larva, atau secara medis dikenal sebagai oral myiasis, adalah kondisi langka ketika larva lalat (belatung) berkembang biak di dalam rongga mulut manusia. Kok bisa sih ada parasit gini di dalam mulut manusia?
Istilah myiasis sendiri merujuk pada infestasi jaringan hidup manusia atau hewan oleh larva lalat dari keluarga Diptera. Dalam kasus mouth larva, larva biasanya ditemukan di gusi, langit-langit mulut, lidah, atau jaringan lunak lainnya.
Infestasi ini umumnya terjadi di lingkungan dengan sanitasi buruk, dan sering kali menyerang individu yang memiliki luka terbuka di dalam mulut, kebersihan gigi dan mulut yang sangat buruk, atau kondisi medis tertentu yang melemahkan daya tahan tubuh.
Meskipun jarang ditemukan, namun kondisi ini dapat terjadi di negara tropis dan subtropis, termasuk di Asia Tenggara. Jadi, bukan tidak mungkin kasus ini juga terjadi di Indonesia.
Bahaya Besar Mouth Larva
Terdengar seperti sesuatu dari film horor, mouth larva merupakan kondisi medis serius yang bisa berdampak buruk jika tidak segera ditangani. Bahaya utama dari mouth larva adalah kerusakan jaringan lunak.
Larva tidak hanya tinggal diam; mereka memakan jaringan mati atau bahkan hidup untuk bertahan hidup. Jika dibiarkan, mereka dapat menyebabkan infeksi sekunder, peradangan hebat, dan pembusukan jaringan.
Dalam kasus yang lebih ekstrem, infestasi ini dapat menyebabkan osteomielitis (infeksi tulang rahang), nekrosis jaringan, bahkan menyebar ke sinus atau bagian wajah lainnya. Selain itu, rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa dan bisa mengganggu fungsi makan, bicara, serta kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
Tidak hanya dari sisi fisik, kondisi ini juga membawa dampak besar dalam urusan psikologis si korban. Mungkin beban ini malah lebih berat dan fatal daripada urusan fisik.
Bayangkan seseorang harus menghadapi fakta bahwa ada makhluk hidup yang berkembang di mulutnya—banyak pasien mengalami trauma psikologis, kecemasan, dan bahkan depresi. Gimana gak kena mental?
Baca juga: Resolusi Tahun Baru, Mulai Kebiasaan Hidup Lebih Sehat
Mengapa Orang Bisa Terkena Mouth Larva
Penyebab utama mouth larva sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan dan kesehatan pribadi. Namun juga bisa dihubungkan dengan masalah sosial, di mana banyak orang terpaksa menjadi kaum rentan akibat kesenjangan sosial.
Berikut penjelasannya:
-
Kebersihan Mulut yang Buruk
Individu yang tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik lebih rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infestasi larva. Makanan yang tersisa di gigi dan gusi yang membusuk bisa menarik perhatian lalat untuk bertelur.
-
Luka Terbuka di Mulut
Lalat betina biasanya mencari tempat lembap, gelap, dan kaya nutrisi untuk bertelur. Luka terbuka akibat operasi, cedera, atau infeksi di dalam mulut memberikan tempat ideal bagi lalat untuk meletakkan telurnya.
-
Imunitas Rendah
Pasien dengan daya tahan tubuh rendah—seperti penderita HIV/AIDS, diabetes tidak terkontrol, atau pasien kanker—lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi, termasuk myiasis.
-
Lingkungan yang Kotor
Orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk, banyak lalat, dan minimnya fasilitas kesehatan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi ini.
-
Faktor Sosial dan Ekonomi
Beberapa studi menunjukkan bahwa mouth larva lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat rentan dengan penghasilan rendah, lanjut usia yang terlantar, atau mereka yang tidak memiliki akses terhadap perawatan gigi rutin.
Penanganan Mouth Larva
Dilansir dari klikdokter.com, penanganan oral myiasis bisa dilakukan dengan pemberian minyak terpentin, minyak mineral, kloroform, etil klorida, atau merkuri klorida untuk memancing larva keluar dari jaringan mulut.
Setelah itu, larva diangkat secara manual menggunakan pinset, dan luka harus dibersihkan setiap hari agar tidak terjadi infeksi lanjutan. Selain tindakan fisik, dokter biasanya memberikan obat ivermectin secara oral dengan dosis 150–200 mikrogram/kg berat badan.
Obat ini bekerja dengan memblokir sinyal saraf larva hingga menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Untuk mencegah infeksi bakteri sekunder, pasien juga diberikan antibiotik.
Pencegahan tetap menjadi kunci utama. Menjaga kebersihan mulut dan rutin kontrol ke dokter gigi setiap enam bulan sekali sangat penting agar terhindar dari serangan parasit ini.
Mouth larva adalah kondisi yang sangat serius meskipun jarang terjadi. Pengetahuan mengenai gejala awal dan penyebabnya bisa membantu masyarakat untuk lebih waspada dan menjaga kebersihan diri.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami luka di mulut yang tidak kunjung sembuh, mengeluarkan bau busuk, atau muncul sensasi geli seperti ada yang bergerak, segeralah memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Jangan tunggu hingga larva berkembang biak di jaringan lunak, karena penanganan yang lambat dapat menyebabkan komplikasi fatal.
Baca juga: Hari Kesehatan Nasional: Sejarah, Perayaan, dan Twibbon
Udah ngerasa ngeri belum baca artikel ini? Kalo belum, kayaknya kamu emang suka hal berbau horor. Nah, langsung aja tonton berbagai film horor yang gak cuma serem, tapi bisa bikin kepikiran dengan berlangganan Netflix via MyTelkomsel Basic.