Walang Goreng, Kuliner Belalang Goreng Asal Gunung Kidul

Walang Goreng, Kuliner Belalang Goreng Asal Gunung Kidul

Buat orang-orang yang suka tantangan, mencoba kuliner ekstrim pasti jadi salah satu kegiatan yang menyenangkan. Kalo kamu pernah ke Thailand, ada banyak makanan aneh yang dijajakan. Mulai dari ulet, kecoak, sampe walang goreng.

 

Wah, apa tuh walang goreng? Sama kaya di Thailand, Indonesia juga punya kuliner ekstrim macam gini, tepatnya di daerah Gunung Kidul. Masyarakat di sana ternyata suka banget buat makan walang goreng yang artinya adalah belalang goreng.

 

Belalang goreng? Ya, bener banget. Makanan ini terbuat dari belalang yang digoreng kering. Kok bisa orang mau makan serangga? Apa rasanya? Dimasak kaya gimana supaya jadi enak?

 

Nah, kami telah mengumpulkan fakta-fakta menarik tentang walang goreng yang bisa kamu tengok langsung dalam poin-poin di bawah ini:

 

  1. Sejarah Walang Goreng

  2. Rasa Walang Goreng

  3. Bumbu & Cara Memasak Walang Goreng

 

Baca juga: Liburan ke Jogja? Wajib Coba 25 Makanan Ini!

 

Makan kuliner ekstrim memang seru, tapi kamu juga harus perhatikan kesehatanmu. Kalo kaki cenut-cenut tanda asam urat kambuh, atau badan gak enak setelah melahap makanan “aneh”, langsung aktifkan Ekstra Paket Sehat Halodoc dari Telkomsel.

 

Kalo aman, mari kita lanjut kulik lebih dalam soal walang goreng!

 

 

Sejarah Walang Goreng

 

Sejarah kuliner walang goreng lekat dengan sebuah serangan hama di tahun 1898. Kala itu ribuan belalang kayu atau yang bernama latin Valanga nigricornis ini menyerang kebun-kebun warga.

 

Jumlahnya gak cuma ratusan, ada ribuan yang muncul dan membabat habis kebun warga, menghilangkan mata pencaharian mereka. Puncak wabah hama berlangsung di tahun 1915-1917 kala ribuan belalang nyerang kebun-kebun di Semarang dan Salatiga.

 

Dari petani kacang, kedelai, tembakau, kopi, semua menjadi korban dari keganasan hama belalang yang kalo menyerang jumlahnya bisa mencapai ribuan. Apalagi, kurangnya informasi pada kala itu semakin bikin para petani cuma bisa gigit jari.

 

Tapi, yang namanya manusia selalu punya insting bertahan dan melawan yang kuat. Belalang yang tadinya menjadi wabah, mulai dicari manfaatnya oleh para warga. Sebuah surat kabar memberitakan kalo warga mulai mengonsumsi belalang.

 

Mereka mengolah belalang jadi hidangan berbentuk sate. Headline di koran tersebut juga unik, bertuliskan ‘Kalo kamu memakan pendapatanku, aku memakanmu’. Dari saat itu, para warga Jawa Tengah mulai tahu cara gimana mengatasi belalang.

 

Ya, dengan cara memakannya. 

 

Baca juga: Pilihan Paket Wisata Lava Tour Merapi Lengkap dengan Harga Tiket dan Rutenya

 

Rasa Walang Goreng

 

Kalo dibayangkan, kenapa kok warga Gunung Kidul bisa makan belalang? Apakah rasanya enak? Atau hal ini adalah balasan dan ungkapan rasa frustrasi karena dulu belalang-belalang ini menyerang ladang mereka?

 

Nah, sebenarnya ini bukan cuma sebuah tindakan balas dendam aja, tapi memang karena belalang sendiri punya cita rasa yang lezat. Menurut beberapa riset yang penulis cari tahu, banyak yang menjawab kalo belalang punya rasa mirip udang.

 

Rasanya gurih, dan renyah. Apalagi, karena digoreng kering, tekstur walang goreng jadi kriuk-kriuk seperti udang goreng crispy. Tapi, ada sebuah anggapan jika kalo kamu gak kuat, kamu bisa alergi saat menyantap walang goreng.

 

Akibatnya, kulit bisa gatal-gatal. Gejalanya mirip kaya orang yang alergi udang kan? Mungkin bisa dibilang, belalang kayu adalah udang tapi hidup di darat karena rasa dan efek samping setelah memakannya yang sama.

 

Di Gunung Kidul, banyak pedagang yang menjual belalang dalam keadaan udah digoreng dan juga mentah. Biasanya, mereka mengolah belalang menjadi walang goreng dengan bumbu bacem yang manis.

 

 

Bumbu & Cara Memasak Walang Goreng

 

Tertarik mau coba kuliner ini? Cara memasak dan bumbu walang goreng sebenernya mudah dilakukan. Yang susah adalah mencari si walang atau belalangnya. Kalo kamu tinggal di sekitaran Gunung Kidul, kamu bisa mudah nemuin pedagang jual belalang.

 

Nah, kalo kamu penasaran apa saja bumbu dan bagaimana cara memasaknya. Nih, langkah-langkah memasak walang goreng:

 

Bahan-bahan:

  • 500 gram belalang segar

  • Garam, lada bubuk, penyedap rasa secukupnya

  • Air secukupnya

  • Minyak goreng untuk menggoreng

 

Bumbu Halus:

  • 2 butir bawang merah

  • 5 siung bawang putih

  • 3 buah cabai merah besar

  • 5 buah cabai rawit (sesuai selera)

  • 1 sdt gula merah

 

Cara Membuat:

  • Buang sayap, kepala, dan kotorannya. Cuci dengan air mengalir hingga bersih, lalu tiriskan.

  • Haluskan bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, dan gula merah. Tumis sampai harum.

  • Tuangkan air secukupnya ke bumbu, aduk rata, dan tunggu hingga mendidih.

  • Masukkan belalang, aduk perlahan sampai air menyusut. Tambahkan garam, lada bubuk, dan penyedap rasa, lalu koreksi rasa.

  • Panaskan minyak dalam jumlah cukup. Goreng belalang hingga kering dan renyah. Tiriskan.

  • Belalang goreng khas Gunungkidul siap disantap! Bisa jadi lauk makan nasi atau camilan unik di waktu santai.

 

Tips Membuat Belalang Goreng:

  • Pilih belalang segar yang masih hidup untuk rasa terbaik. Di Gunungkidul, belalang biasanya dijual hidup dalam toples atau botol plastik.

  • Membersihkan belalang hidup lebih mudah dengan menarik kepala ke belakang, lalu lepaskan sayap dan kotorannya.

  • Tambahkan lebih banyak cabai jika suka rasa pedas.

 

Baca juga: 20 Tempat Wisata di Jogja, Ada Kota Kartun Pertama di Indonesia

 

Kamu bisa aja coba kuliner ekstrim walang goreng ini sekali-sekali. Tapi kalo setelah makan langsung gatel-gatel karena alergi, kami sarankan untuk aktifkan Ekstra Paket Sehat Halodoc dari Telkomsel. Tanya dokter, supaya gatelnya hilang!

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim