Mengenal 6 Stasiun Yogyakarta yang Bersejarah

Mengenal 6 Stasiun Yogyakarta yang Bersejarah

Bagi kamu yang mau pelesiran ke Yogyakarta, salah satu moda transportasi yang paling sering digunakan adalah kereta. Sesampainya di Jogja, kamu akan berhenti di salah satu dari 6 stasiun Yogyakarta yang melayani perhentian dari berbagai rute.

 

Sampai saat ini, Yogyakarta sendiri memiliki 6 stasiun kereta yang menampung perhentian kereta dari berbagai destinasi, mulai dari Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan juga Jawa Timur.

 

Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Pelajar membuat jumlah stasiun di Yogyakarta menjadi lebih dari satu. Lalu, apa saja nama stasiun Yogyakarta yang bisa menjadi destinasi perhentian pertamamu di Jogja? 

 

  1. Stasiun Tugu

  2. Stasiun Lempuyangan

  3. Stasiun Wates

  4. Stasiun Maguwo

  5. Stasiun Sentolo

  6. Stasiun Rewulu

 

Baca juga: Pesona Pantai Drini di Gunungkidul

 

Perjalanan dari kotamu ke Yogyakarta pasti menelan waktu yang lama. Biar gak bosen, pilih lagu-lagu favorit di dalam playlist-mu langsung dari Spotify Premium. Buat perjalananmu jauh dari kata bosan, nikmati setiap detiknya dengan lagu favoritmu.

 

Nah, mari kita kulik lebih dalam 6 stasiun Yogyakarta yang harus kamu ketahui!

 

 

Stasiun Tugu

 

Stasiun Tugu dengan kode YK atau Yogyakarta merupakan stasiun Yogyakarta ke Malioboro yang paling dekat. Stasiun ini juga merupakan stasiun utama di Yogyakarta yang melayani perhentian kereta dari kelas bisnis dan eksekutif.

 

Sejarah Stasiun Tugu terbilang sangat panjang. Pertama kali dibangun pada tahun 1887 untuk memenuhi kebutuhan pengangkutan hasil bumi dari seputar Jawa Tengah.

 

Kini Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun terpenting yang melayani ratusan perhentian kereta dari berbagai destinasi. Karena lokasinya yang dekat dengan Malioboro, banyak penumpang yang memilih turun di sini.

 

Stasiun ini turut menjadi pilihan favorit untuk turun karena tersedia banyak hotel dekat Stasiun Yogyakarta, seperti Hotel Khas Malioboro, Arte Hotel Malioboro, dan Abadi Hotel Malioboro.

 

 

Stasiun Lempuyangan

 

Selain Stasiun Tugu, ada satu lagi stasiun Yogyakarta yang melayani banyak banget perhentian dari berbagai kota. Namanya adalah Stasiun Lempuyangan dengan kode LPN.

 

Sekadar informasi, umur Stasiun Lempuyangan ternyata lebih tua dari Stasiun Tugu karena dibangun pada tahun 1872. Namun, stasiun ini baru diresmikan pada 1882.

 

Sama seperti Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan merupakan stasiun yang menandakan masuknya kereta api untuk pertama kalinya ke Yogyakarta. Kini, lepas ratusan tahun setelah dibangun, Stasiun Lempuyangan jadi perhentian penting.

 

Stasiun ini melayani perhentian dari berbagai perjalanan dari kelas ekonomi dan KRL Solo-Jogja.

 

Nah, meski sama-sama di bangun era 1800-an, ternyata ada lho perbedaan Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Yogyakarta (Tugu). 

 

Pertama, Stasiun Lempuyangan hanya memiliki satu alamat di Kelurahan Bausasran, Kecamatan Danurejan. Sementara, Stasiun Yogyakarta alias Tugu punya dua alamat yang membagi Pintu Timur dan Pintu Baratnya.

 

Kedua, Stasiun Lempuyangan melayani perjalanan yang lebih simple daripada Stasiun Tugu. Pasalnya, selain perjalanan kereta api kelas eksekutif, bisnis, dan KRL Solo-Jogja, Stasiun Tugu turut melayani perjalanan KA Bandara dan Prameks.

 

Yang terakhir, Stasiun Lempuyangan bukanlah titik perhentian yang dekat dengan Malioboro. Jika tujuanmu adalah Malioboro, pastikan untuk turun di Stasiun Tugu, ya.

 

Baca juga: Jolie Jogja Wirobrajan, Surganya Shopping!

 

 

Stasiun Wates

 

Stasiun Wates adalah salah satu bangunan peninggalan era Hindia Belanda. Stasiun ini dibangun bersamaan dengan proyek jalur rel kereta api Yogyakarta–Maos garapa Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta milik Hindia Belanda di tahun 1877. 

 

Jalur ini merupakan kelanjutan dari rute Solobalapan–Yogyakarta dan membentang sejauh 155 kilometer, dimulai dari Yogyakarta di timur hingga Maos di barat. Saat ini, Stasiun Wates jadi salah satu stasiun paling sibuk di Kabupaten Kulon Progo. 

 

Banyak jenis layanan kereta api yang beroperasi di sini, mulai dari kelas eksekutif-bisnis, bisnis, ekonomi AC plus, ekonomi AC premium, hingga ekonomi AC biasa. 

 

 

Stasiun Maguwo

 

Stasiun Maguwo (MGW) adalah stasiun kereta api bandara kelas II yang berada di kompleks Bandara Adisutjipto, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Stasiun ini khusus melayani KRL Commuter Line dan jadi stasiun aktif paling timur di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

 

Dibangun pada tahun 1901 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, Stasiun Maguwo semulanya berfungsi untuk melayani penumpang, pengangkutan barang, serta persilangan antar kereta api di masa penjajahan.

 

Di era modern saat ini, Stasiun Maguwo kini tercatat sebagai stasiun kereta api bandara pertama di Indonesia dan saat ini dikelola oleh KAI Commuter, serupa dengan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.

 

Saat ini, Stasiun Maguwo juga jadi satu-satunya stasiun di Kabupaten Sleman yang melayani naik-turun penumpang. Kalau ke arah timur, sebelum sampai Stasiun Brambanan, ada Stasiun Kalasan yang sudah gak aktif.

 

Untuk mendukung kelancaran operasional jalur ganda di lintas tersebut, sistem persinyalan di Stasiun Maguwo juga sudah diperbarui. Stasiun Maguwo menjadi stasiun sentral bagi mereka yang ingin berkunjung ke kota menaiki kereta komuter.

 

 

Stasiun Sentolo

 

Stasiun Sentolo (STL) adalah stasiun kereta api kelas III atau stasiun kecil yang berlokasi di Sentolo, Kulon Progo. Stasiun ini masuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta dan merupakan stasiun paling utara di Kabupaten Kulon Progo. 

 

Letaknya cukup strategis, berada di pinggir jalan raya Wates–Yogyakarta, tepat setelah melintasi rel di sisi barat. Jalur stasiun ini sempat terganggu karena anjloknya Kereta Api Argo Semeru pada 2023, namun kini telah kembali normal.

 

Kalau bergerak ke arah selatan sebelum Stasiun Wates, ada Stasiun Kalimenur yang udah gak aktif sejak sekitar tahun 1970-an. Sementara itu, kalau ke arah timur, ada bekas Stasiun Sedayu yang juga sudah berhenti beroperasi sejak tahun 1990-an.

 

 

Stasiun Rewulu

 

Stasiun Rewulu adalah stasiun peninggalan Hindia Belanda yang dibangun pada 1877 bersama proyek jalur rel Yogyakarta–Maos oleh Staatsspoorwegen (SS). Jalur ini melanjutkan rute Solo Balapan–Yogyakarta sepanjang 155 km.

 

Stasiun ini memiliki 5 jalur. Jalur 1 dan 2 sebagai sepur lurus ke Sentolo (barat) dan Patukan (timur). Jalur 3 untuk langsiran gerbong, jalur 4 ke dipo kereta api, dan jalur 5 terhubung langsung ke depot BBM Pertamina.

 

Dulu, ada Stasiun Sedayu di sebelah barat, tetapi dibongkar saat pembangunan jalur ganda Yogyakarta–Kutoarjo. Kini, Stasiun Rewulu hanya melayani kereta barang Pertamina dan persusulan kereta api, tanpa aktivitas penumpang.

 

Baca juga: Serunya Main Air di Jogja Bay, Terbesar di Asia Tenggara

 

Warnai perjalananmu menuju Yogyakarta dengan lagu-lagu pilihan yang disesuaikan dengan suasana hati. Hanya di Spotify Premium kamu bisa memilih ribuan lagu dari berbagai genre untuk menemani waktu kosongmu di perjalanan.

 

 
 
 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim
Telkomsel Telkomsel Instagram

Meninggalkan halaman ini

Anda mengunjungi website telkomsel.com tetapi akan dialihkan ke

Pastikan Anda hanya mengikuti tautan dari sumber yang Anda percayai.