Who Moved My Cheese merupakan buku nonfiksi bergenre self-help, business, dan psychology yang ditulis oleh Spencer Johnson, seorang penulis yang meninggalkan karier medisnya demi menghabiskan waktu untuk melahirkan karya berbentuk buku.
Secara garis besar, melalui empat tokoh imajiner yang diciptakannya, Spencer Johnson ingin menyampaikan pesan bahwa segala sesuatu pasti mengalami perubahan dan setiap manusia sudah seharusnya bisa beradaptasi dengan baik.
Meskipun pesan yang disampaikan terkesan sederhana, melalui Who Moved My Cheese, penulisnya dianggap berhasil mengemas pembelajaran hidup ke dalam bentuk yang lebih menyenangkan untuk dibaca.
Penasaran dengan sinopsis dan ulasan buku Who Moved My Cheese? Kalau iya, kamu datang ke artikel yang tepat! Soalnya, melalui artikel yang diringkas ke dalam dua poin berikut, Telkomsel akan memberikan penjabarannya untuk kamu~
Selain belajar tentang cara menghadapi ketakutan dan mengambil keputusan penting melalui buku ini, kamu juga bisa bercakap-cakap dengan orang terdekat yang kamu percaya. Kamu hanya perlu mengirim pesan dan berbincang dengannya.
Nah, supaya kamu dapat bertukar pesan dengan praktis, jangan lupa berlangganan Paket OMG! Chat dari Telkomsel, ya! Fyi, kamu bisa membeli paketnya dari aplikasi MyTelkomsel.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, yuk, langsung simak artikel berikut ini!
Baca Juga: Sinopsis dan Review Filosofi Teras Karya Henry Manampiring
Sinopsis Buku Who Moved My Cheese
Who Moved My Cheese adalah buku nonfiksi yang dikemas dalam bentuk cerita yang melibatkan empat tokoh imajiner, yaitu Sniff dan Scurry, dua tikus cekatan, serta Hem dan Haw, dua orang kurcaci yang kurang suka dengan perubahan.
Baik Sniff, Scurry, Hem, maupun Haw sama-sama ditempatkan di sebuah labirin. Secara umum, labirin di dalam buku ini adalah lambang tempat yang dijadikan oleh setiap individu untuk mencari sesuatu yang paling diinginkan di dunia.
Di dalam labirin, mereka diberikan kebebasan untuk mengonsumsi cheese. Sama seperti labirin yang mempunyai makna metafora, cheese pun demikian. Sesuai konteks, dalam buku ini, cheese melambangkan berbagai keinginan manusia.
Sebelum melompat ke masalah utama, kamu perlu memahami bahwa keempat tokoh imajiner ini mempunyai watak dan karakter yang berbeda. Sniff, si tikus, adalah sosok yang bisa mencium adanya perubahan dengan cepat.
Scurry, si tikus, merupakan sosok yang dapat mengambil tindakan dengan cepat dan tepat. Sementara itu, Hem dan Haw adalah dua orang kurcaci yang tidak menyukai perubahan dan terlalu lambat dalam menyesuaikan diri.
Ketika mengetahui bahwa mereka boleh mengonsumsi cheese yang disediakan di labirin, keempatnya menunjukkan reaksi yang berbeda. Sniff dan Scurry cenderung berjaga-jaga, sedangkan Hem dan Haw justru tenang-tenang saja.
Oleh sebab itu, ketika cheese di labirin tiba-tiba menghilang, Sniff dan Scurry terlihat santai karena keduanya tahu, cepat atau lambat, perubahan akan terjadi. Mereka sudah mempersiapkan diri dan amunisi untuk menghadapi perubahan tersebut.
Sayangnya, hal serupa tidak terjadi pada Hem dan Haw. Keduanya justru saling menyalahkan satu sama lain dan enggan mencari solusi konstruktif untuk menghadapi perubahan yang terjadi.
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa Who Moved My Cheese ingin mengingatkan pembacanya untuk senantiasa belajar, berjaga-jaga, dan melatih diri karena perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi.
Intinya, jangan cepat merasa puas dan berhenti mengeksplorasi berbagai hal yang ada di dunia ini karena kalau kapabilitas seseorang untuk beradaptasi mengalami kemunduran, ia akan kesulitan untuk mengembangkan diri dan bertahan hidup.
Nah, usai menyimak sinopsis Who Moved My Cheese, mari pindah ke materi selanjutnya!
Review Buku Who Moved My Cheese
Merujuk dari situs Goodreads, dilaporkan bahwa Who Moved My Cheese berhasil mengantongi rating 3,86/5 alias mampu menciptakan impresi yang cukup baik di kalangan pembaca.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, buku yang diterbitkan pada tahun 1999 ini dikemas dalam bentuk cerita sehingga gaya bahasanya cenderung mengalir dan mudah dipahami oleh orang dari berbagai kalangan.
Selain itu, kosakata yang dipilih oleh Spencer Johnson juga dianggap bervariasi sehingga menimbulkan sensasi baca yang menyenangkan dan mampu membantu pembaca memahami konteks dengan lebih baik.
Apabila ditinjau dari segi isi, bisa dibilang, buku ini sudah menyampaikan pesan terpentingnya dengan cara yang menarik. Pesan yang dimaksud berkaitan dengan perubahan yang pasti terjadi dan imbauan untuk mampu beradaptasi dengan cepat.
Perlu diketahui bahwa Who Moved My Cheese dibagi ke dalam tiga bagian berbeda, yaitu pertemuan teman sekelas yang sudah mempunyai kehidupan masing-masing, studi kasus tikus dan kurcaci, dan tanggapan teman sekelas perihal studi kasus.
Spencer Johnson sengaja mengajak pembacanya untuk berkenalan dengan tokoh teman sekelas yang sudah mempunyai kehidupan masing-masing terlebih dahulu supaya pesan perubahan dalam hidup dapat tersampaikan dengan lebih dalam.
Buku ini sangat cocok untuk disimak oleh pembaca pemula yang belum terbiasa dengan buku berhalaman tebal atau buku yang mengandung pesan-pesan yang kurang umum atau bahkan sulit dicerna.
Akan tetapi, kalau kamu sudah terbiasa membaca buku nonfiksi (terlebih yang bergenre serupa) dan tetap memutuskan untuk menyimak buku ini, mungkin kamu akan bosan dan tidak terlalu mendapatkan insight baru.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Novel Bahasa Inggris untuk Pemula
Itu dia sinopsis dan review buku Who Moved My Cheese yang dapat membantu kamu mendapatkan pemahaman mendalam mengenai cara menghadapi masalah dalam hidup. Semoga bermanfaat, ya, Guys!
Anyway, selain menggunakan e-wallet, kamu bisa melakukan pembayaran buku menggunakan LinkAja, lho! Caranya pun gampang banget karena kamu tinggal unduh aplikasinya dan lakukan pembayaran via tap NFC atau scan QR.