Almond book adalah buku karangan Sohn Won-pyung yang populer dan digemari banyak orang karena alur yang mengharukan sekaligus pembelajaran yang mampu membuat pembacanya melihat sisi lain kehidupan manusia.
Almond book merupakan buku berbahasa Korea dan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Fyi, buku ini sudah dibaca dan direkomendasikan oleh SUGA (BTS), lho!
Apakah kamu ingin mengetahui sinopsis dan review Almond book karya Sohn Won-pyung? Kalau iya, kamu datang ke artikel yang tepat! Soalnya, melalui artikel yang dirangkum ke dalam poin berikut, Telkomsel akan menjelaskannya untukmu~
Fyi, apabila kamu mempunyai banyak rekening bank yang diperuntukkan bagi beragam kepentingan yang berbeda, salah satunya untuk menyimpan budget membeli buku, kamu bisa memanfaatkan Telkomsel Redi, lho!
Soalnya, aplikasi satu itu nggak cuman memudahkan kamu dalam melakukan transfer antarbank tetapi juga mengingatkan kamu untuk melunasi tagihan, menyediakan fitur QR code, dan masih banyak lagi~ Jangan lupa download, ya!
Tanpa berlama-lama lagi, yuk, langsung simak artikel ini!
Baca Juga: Sinopsis & Resensi Novel Negeri Para Bedebah
Sinopsis Novel Almond
Yoonjae adalah seorang anak yang mengidap alexithymia. Penyakit tersebut menggambarkan kondisi amigdala yang perkembangannya terhambat sehingga penderitanya kesulitan merasakan emosi.
Novel ini langsung dibuka dengan contoh yang ekstrem. Yoonjae yang pada saat itu diminta oleh sang ibu untuk membeli sesuatu mendapati mayat seseorang yang sudah terbujur kaku.
Alih-alih berteriak histeris atau terlihat ketakutan, anak laki-laki itu bertingkah santai dan tidak menaruh empati sedikitpun. Tak hanya itu, walaupun anak-anak di sekolah merundungnya, Yoonjae tetap tidak bergeming
Akhirnya, sang ibu berupaya keras untuk membuat anaknya terlihat normal. Ia membuat catatan panjang dan mengajarkan anaknya untuk menunjukkan ekspresi yang pas ketika seseorang mengekspresikan sesuatu.
Oleh sebab itu, meskipun Yoonjae sama sekali tidak merasakan apa pun, ia bisa diterima oleh lingkungannya berkat pengajaran dari ibunya. Ia akan tersenyum saat orang tertawa atau meringis saat melihat temannya terluka.
Singkat cerita, sang ibu mengalami koma dan nenek yang disayanginya tiba-tiba meninggal dunia. Yoonjae kecil yang tidak mempunyai emosi menjalani harinya seperti biasa sambil menghabiskan banyak waktu di perpustakaan.
Suatu hari, ia bertemu dengan Gon, seorang siswa berandalan, dan Dora, seorang siswi yang ceria dan punya segudang mimpi. Awalnya, Gon memperlakukan Yoonjae dengan sangat jahat.
Ia gemar memukul, menendang, dan memalak Yoonjae hampir setiap hari. Akan tetapi, karena Yoonjae tidak menunjukkan tanda-tanda perlawanan atau kebencian, keduanya malah berteman akrab.
Sementara itu, kedekatan Dora dan Yoonjae tampaknya mempunyai intensi yang berbeda. Meskipun relasi keduanya berawal dari pertemanan, Yoonjae dan Dora mulai memaknai perlakuan satu sama lain secara berbeda.
Kehidupan Yoonjae yang awalnya begitu-begitu saja mulai berubah sejak kedatangan Gon dan Dora. Ia mulai belajar tentang pertemanan, pengorbanan, dan harapan untuk berbahagia walaupun semua itu sama sekali tidak mudah.
Mari berpindah ke pembahasan berikutnya!
Baca Juga: Tertarik Buku Dunia Sophie? Yuk Cek Sinopsis & Reviewnya!
Review Novel Almond
Melansir dari situs Goodreads yang sering digunakan pembaca untuk memberikan review dan rating buku, Almond book sukses mendapatkan nilai 4,17/5 alias bagus dan sangat direkomendasikan.
Hal ini tentunya bukan tanpa alasan. Sohn Won-pyung berhasil mengemas cerita yang mengajarkan banyak hal tentang kehidupan ke dalam 272 halaman penuh suka, duka, haru, dan keseruan.
Dari segi tema, sang penulis berhak mendapatkan pujian karena buku yang mengangkat kisah anak kecil dengan alexithymia alias tidak mampu merasakan dan mengekspresikan emosinya tidak banyak ditemukan di pasaran.
Selain menawarkan keunikan, penulis juga memberikan pemahaman dan informasi terkait penyakit tersebut. Berkat adanya buku ini, pembaca mengetahui bahwa penyakit alexithymia memang ada dan bisa menimpa siapa saja.
Tak hanya tema yang menarik, pembaca juga mengapresiasi tokoh-tokoh di dalam novel yang dianggap mempunyai perkembangan signifikan demi menjadi pribadi yang lebih baik.
Para tokoh, mulai dari Yoonjae yang menjadi tokoh utama, sang ibu, sampai teman sekolah Yoonjae yang karakternya unik mempunyai sifat yang manusiawi dan punya latar belakang kuat sehingga pembaca mudah berempati terhadap mereka.
Pemilihan latar, baik latar waktu, latar tempat, maupun latar suasana juga dianggap pas. Pemilihan dunia sekolah yang kadang sulit dilepaskan dari perundungan atau perpustakaan yang menjadi tempat melarikan diri berhak mendapatkan apresiasi.
Jika ditinjau dari segi alur, pembaca dapat merasakan sesuatu yang spesial bahkan sejak halaman pertamanya. Dari awal sampai akhir, novel ini sukses membuat emosi pembaca naik turun karena berbagai peristiwa yang terjadi.
Perlu diketahui bahwa novel ini ditulis dengan sudut pandang orang pertama. Hal ini jelas menambah kesan mendalam mengingat pembaca diajak untuk melihat dunia dari kacamata Yoonjae, si anak yang sulit merasakan dan mengekspresikan emosi.
Sementara itu, dari segi pesan moral, pembaca diajak untuk menaruh empati kepada sesama umat manusia karena pada dasarnya, semua orang sedang menjalani badai yang tidak pernah kita ketahui.
Kendati demikian, mungkin Almond book bukan bacaan yang sesuai untuk kamu yang lebih menggemari hal-hal menegangkan. Sebab, buku ini lebih berfokus pada isi kepala Yoonjae alih-alih rangkaian peristiwa yang menantang adrenalin.
Yuk, pindah ke pembahasan berikutnya!
Quotes dalam Novel Almond
Berikut quotes dalam Almond novel yang memorable dan menarik.
- “I had discovered that if I kept quiet when I was expected to get angry, it made me look patient. If I kept silent when I was supposed to laugh, it made me look more serious. And if I kept silent when I was expected to cry, it made me look strong.”
- “Parents start out with grand expectations for their kids. But when things don't go as expected, they just want their kids to be ordinary, thinking it's simple. But son, being ordinary is the hardest thing to achieve.”
- “Anyway, this sounds cliche but you'll eventually meet the people who you're meant to meet, no matter what happens. Time will tell if your relationship with him is meant to be.”
- “So, I’m going to be stronger. In my own way. In the way that feels most natural to me. I like to win. If I can’t protect myself from being hurt, I’d rather hurt other people.”
- “Luck plays a huge part in all the unfairness of the world. Even more than you’d expect.”
- “Humans are designed to move on and keep on living, after all.”
- “You're basically a blank canvas. Better to fill it up with good things rather than bad things.”
- “The Mom who shared the details of my life and hers with somebody was not the Mom I knew. It was a relief to hear that she had that somebody.”
- “Too much honesty hurts others — which I had memorized over and over so that it was stuck in my brain.”
- “But being ordinary is the hardest thing to achieve.”
Baca Juga: Sinopsis dan Review Filosofi Teras Karya Henry Manampiring
Itu dia penjelasan tentang sinopsis dan resensi novel Almond Sohn Won-pyong. Apabila kamu ingin melihat review bacaan serupa lainnya, kamu dapat menyaksikan konten yang dibuat oleh para content creator di YouTube.
Oleh sebab itu, jangan lupa berlangganan Kuota Ketengan dari Telkomsel, ya! Hanya dengan Rp5.000 per hari, kamu sudah bisa memperoleh kuota sebesar 1 GB. Biar lebih praktis, aktivasinya melalui situs web TShop aja~