Serunya 9 Tradisi Natal di Indonesia, Kamu Sudah Tahu Belum?

Serunya 9 Tradisi Natal di Indonesia, Kamu Sudah Tahu Belum

Indonesia memiliki status sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Walau begitu, umat kristiani di Indonesia juga memiliki tradisinya sendiri saat merayakan hari Natal. Mau tahu tradisi Natal di Indonesia?

 

Dengan keberagaman budaya dan juga agama yang dianut para masyarakatnya, Indonesia memiliki berbagai tradisi unik ketika merayakan kelahiran Yesus Kristus pada setiap akhir tahun.

 

Berikut adalah 9 tradisi Natal di Indonesia yang semuanya seru banget:

 

  1. Wayang Wahyu (Yogyakarta)

  2. Rabo-Rabo (DKI Jakarta)

  3. Marbinda dan Marhobas (Sumatra Utara)

  4. Ngejot dan Penjor (Bali)

  5. Meriam Bambu (Flores)

  6. Barapen (Papua)

  7. Kunci Taon (Sulawesi Utara)

  8. Lonceng dan Sirene (Ambon)

  9. Lovely December (Toraja)

 

Baca juga: 12 Ide Dekorasi Pohon Natal yang Cantik dan Menarik

 

Mau merayakan Natal dengan cara apa tahun ini? Kalo kamu bingung, rebahan aja di rumah ditemani segelas cokelat hangat dan kudapan enak sambil nonton film di Netflix.

 

Banyak film Natal yang bisa kamu tonton sendirian atau bersama keluarga.

 

Nah, yuk kita kenali lebih dekat 9 tradisi Natal di Indonesia!

 

  1. Wayang Wahyu (Yogyakarta)

    Tradisi ini adalah pertunjukan wayang kulit dengan cerita dari Alkitab. Wayang Wahyu merupakan cara unik masyarakat Katolik dan Kristen Protestan di Yogyakarta untuk merayakan Natal dengan nilai seni Jawa yang tinggi.

     

    Uniknya, jika biasanya lakon wayang menceritakan kisah-kisah dari mitologi Jawa, lakon dalam Wayang Wahyu adalah kisah kelahiran Yesus Kristus. Para pemuka agama yang bertugas juga memakai baju tradisional Jawa.

     

  2. Rabo-Rabo (Jakarta)

    Tradisi khas Kampung Tugu di Jakarta Utara ini dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah sambil menyanyikan lagu Natal diiringi musik keroncong Tugu. Setiap keluarga yang dikunjungi bergabung dalam rombongan membentuk "ekor" panjang. 

     

    Bentuk ekor panjang ini sesuai arti nama Rabo-Rabo. Tradisi ini menyerupai silaturahmi ala halal bihalal saat Lebaran.

     

  3. Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)

    Masyarakat Batak Toba memeriahkan Natal dengan Marbinda, tradisi menyembelih hewan, dan Marhobas, yaitu memasak bersama hasil sembelihan. Tradisi ini menekankan kebersamaan dan rasa syukur kepada Tuhan.

     

    Hewan kurban yang dipilih juga beragam mulai dari domba, babi, sampai lembu hingga kerbau. Tradisi ini mirip dengan Idul Qurban dalam agama Islam. Daging kurban yang yang telah disembelih juga dibagikan kepada seluruh warga yang berdonasi.

     

  4. Ngejot dan Penjor (Bali)

    Di Bali, tradisi Ngejot berupa berbagi makanan khas Bali kepada tetangga dan kerabat, sedangkan Penjor adalah dekorasi janur pada batang bambu yang menghiasi jalanan dan gereja. Tradisi ini mencerminkan kerukunan dan toleransi beragama.

     

    Para masyarakat akan mengantarkan bingkisan berisi makanan ke para tetangga. Yang bikin unik, saat mengantar makanan, para warga memakai baju adat dan menghias jalan dengan penjor yang melambangkan Anantaboga, naga mitologi asal Bali.

     

Baca juga: 10 Puisi Natal yang Singkat namun Menghangatkan Hati

 

  1. Meriam Bambu (Flores)

    Di Flores, meriam bambu menjadi simbol perayaan Natal sejak 1980-an. Tradisi ini dilakukan dengan menghasilkan suara keras dari bambu yang diisi bahan peledak, menambah semarak suasana Natal.

     

    Masyarakat akan berkumpul di sebuah lapangan dan menyalakan meriam bambu. Tradisi serupa juga ada di Pulau Jawa untuk merayakan Idul Fitri, namun bedanya Meriam Bambu di Flores berlangsung di akhir tahun, dari Natal sampai Tahun Baru.

     

  2. Barapen (Papua)

    Barapen adalah tradisi memasak makanan dengan batu panas sebagai wujud syukur. Daging babi dan sayuran dimasak dalam lubang yang dilapisi daun pisang, melibatkan seluruh komunitas untuk makan bersama.

     

    Para pria menyiapkan lubang dan memanaskan batu untuk memasak daging babi, sementara wanita menyiapkan sayuran seperti kangkung, ubi, dan daun pepaya.

     

    Makanan dimasak dengan metode tradisional, menggunakan batu panas yang ditutup daun tebal. Barapen bukan sekadar acara makan bersama, tetapi juga simbol solidaritas dan penghormatan terhadap budaya dan alam.

     

  3. Kunci Taon (Sulawesi Utara)

    Tradisi Kunci Taon di Manado melibatkan parade keliling dengan kostum unik, membersihkan makam kerabat, dan memberi hadiah kepada anak-anak. Lampu hias juga sering ditempatkan di atas makam sebagai penghormatan.

     

  4. Lonceng dan Sirine (Ambon)

    Di Ambon, perayaan Natal dimulai dengan lonceng gereja dan sirine kapal yang dibunyikan serentak. Warga juga melaksanakan ritual adat sebagai simbol penyucian dan kebersamaan.

     

    Tradisi-tradisi ini menggambarkan bagaimana nilai budaya dan agama berpadu harmonis dalam merayakan Natal di Indonesia, mencerminkan semangat kebersamaan yang khas.

     

  5. Lovely December (Toraja)

    Festival tahunan ini adalah perayaan budaya dan Natal di Toraja, meliputi pameran kuliner, lomba kerajinan, dan prosesi Lettoan pada 26 Desember, di mana babi diarak sebagai simbol harapan dan doa.

     

Baca juga: Home Alone, Teman Setia yang Selalu Ada di Bulan Natal!

 

Buat Natal tahun ini menjadi menyenangkan dengan menonton film-film Natal bersama orang-orang tersayang. Siapkan kudapan lezat dan juga minuman kesukaan untuk memulai sesi Netflix and chill, menikmati suasana Natal dengan suka cita.

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim