Beberapa dekade lalu, klub terbaik di Indonesia salah satunya hadir dari tanah Papua. Tim tersebut adalah Persipura Jayapura. Namun, bergerak ke beberapa tahun kemudian, Persipura menurun, lalu terbitlah klub bernama PSBS Biak.
PSBS Biak berasal dari Kota Biak yang lokasinya berada di ujung ufuk Pulau Papua. Setelah Persipura harus memulai karirnya dari awal lagi di Liga 2 dan sedang terancam degradasi, PSBS Biak muncul sebagai kekuatan baru Papua di level tertinggi.
Bagaimana perjalanan PSBS Biak hingga akhirnya bisa berlaga di Liga 1? Apakah klub-klub lawannya harus bertandang ke Biak yang jaraknya ribuan kilometer? Yuk cari tahu semuanya di bawah ini:
Baca juga: 10 Tempat Wisata di Raja Ampat, Bisa Berenang sama Paus?
Ikuti perjalanan PSBS Biak menuju papan tengah Liga 1 musim ini dengan menonton pertandingannya lewat Vidio. Cara berlangganannya mudah, cukup buka aplikasi MyTelkomsel dan kamu langsung bisa menonton berbagai pertandingan menarik.
Yuk, kita kulik sejarah dan perjalanan PSBS Biak hingga di titik sekarang!
Sejarah PSBS Biak
PSBS Biak, yang awalnya bermarkas di Stadion Cendrawasih, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, adalah salah satu klub yang memiliki sejarah panjang namun sering kali tersembunyi di balik gemerlapnya klub-klub besar sepak bola Indonesia.
Didirikan pada 1 Januari 1968, PSBS kini telah berusia 56 tahun. Meskipun begitu, kiprah mereka tidak setenar klub-klub asal Papua lainnya seperti Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, atau Persiram Raja Ampat, yang sudah lama dikenal di kompetisi tingkat atas.
Berbeda dengan tim-tim besar tersebut, PSBS Biak belum pernah mencicipi kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia. Namun, perjalanan klub ini penuh dengan cerita perjuangan dan tekad yang tak pernah pudar.
Klub yang memiliki nama panjang Persatuan Sepak Bola Biak dan Sekitarnya ini memang lebih banyak berkompetisi di Divisi Satu dan Divisi Utama (kini Liga 2). Momen bersejarah bagi PSBS terjadi pada tahun 2010.
Kala itu, PSBS mereka meraih gelar juara Divisi Satu Liga Indonesia dan otomatis mendapatkan tiket promosi ke Divisi Utama pada musim 2011/2012. Saat Divisi Utama berganti nama menjadi Liga 2, PSBS lebih banyak berkompetisi di level ini.
Meski demikian, perjalanan mereka di Liga 2 berjalan dengan penuh tantangan. Dalam kurun waktu lebih dari satu dekade, PSBS terus berjuang di kompetisi Liga 2 hingga akhirnya mencapai titik puncaknya.
Pada musim 2023/2024, mereka berhasil mencatatkan sejarah besar dengan promosi ke Liga 1, kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia. Hal ini merupakan sebuah pencapaian membanggakan, karena pertama kalinya mereka masuk ke level tertinggi.
Meskipun jarang mendapat perhatian besar seperti tim-tim besar Papua lainnya, PSBS memiliki semangat dan kerja keras yang patut diacungi jempol. Tim yang juga dikenal dengan julukan Napi Bongkar dan Badai Pasifik ini berhasil menunjukkan kualitasnya.
Keberhasilan mereka promosi ke Liga 1 bukan hanya hasil dari kerja keras pemain dan staf pelatih, tetapi juga hasil dari dukungan penuh masyarakat Papua, yang selalu mendukung tim mereka dengan penuh semangat.
Kini, PSBS Biak resmi menjadi tim promosi Liga 1, dan tentunya akan menghadapi tantangan baru yang lebih besar, berkompetisi dengan tim-tim kuat lainnya seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, dan Bali United.
Keberadaan mereka di Liga 1 memberikan gambaran tentang semangat juang klub-klub di luar Pulau Jawa yang tidak hanya berfokus pada prestasi, tetapi juga pada keberlanjutan dan pengembangan sepak bola di daerah.
Selain itu, ada juga aroma Mutiara Hitam yang melekat pada tim ini, yang menggambarkan potensi pemain-pemain berbakat asal Papua yang memiliki kualitas tinggi.
Apakah PSBS Biak bisa menciptakan kejutan dan bertahan di Liga 1, ataukah mereka akan kesulitan menghadapi kompetisi di level tertinggi? Sampai pekan ke-23, PSBS Biak berada di peringkat 12 urutan sementara.
Dengan hasil ini, sepertinya PSBS Biak bisa tetap bertahan di level tertinggi sepak bola Indonesia.
Baca juga: Biota Laut di Negara Tropis Yang Wajib Dikunjungi!
Perjalanan PSBS Biak Menuju Liga 1
Berada di ujung timur Indonesia membuat PSBS Biak harus berjalan sangat jauh untuk mengarungi kompetisi Liga 1 pada musim ini. Di Liga 2 musim lalu, PSBS Biak harus menempuh jarak ribuan kilometer kala bertemu Persiraja Banda Aceh.
Untuk menjalani laga Sabang Sampai Merauke ini, PSBS Biak harus menempuh jarak 4.576km. Itulah yang menjadi sebuah hal biasa yang harus dialami PSBS Biak dalam perjuangannya di setiap laga-laga yang mereka jalani.
Untuk menembus Liga 1 musim ini, PSBS Biak melakukan perjuangan yang luar biasa. Jadi bukan hanya tantangan dari lawan yang mereka hadapi, jarak juga menjadi musuh kedua tim ini.
PSBS Biak menunjukkan kualitas luar biasa sepanjang perjalanan mereka di Liga 2. Setelah menjalani 12 pertandingan, PSBS berhasil meraih 8 kemenangan, 2 kali imbang, dan hanya 2 kali kalah.
Dengan catatan tersebut, mereka tampil konsisten dan menunjukkan bahwa mereka siap untuk berkompetisi di level yang lebih tinggi. Dalam fase grup babak 12 besar, PSBS Biak berhasil menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Mereka tidak hanya lolos, tetapi juga keluar sebagai juara grup Z dengan mengemas 16 poin, hasil dari 5 kemenangan dan 1 kali imbang. PSBS Biak juga menjadi tim paling produktif di babak 12 besar, dengan mencetak 10 gol dan hanya kebobolan 3 kali.
Ini menunjukkan kualitas serangan mereka yang tajam dan solidnya pertahanan yang sulit ditembus lawan. Keberhasilan PSBS di fase grup ini menjadi bukti bahwa mereka layak untuk berlaga di Liga 1, meskipun mereka merupakan tim promosi.
Skuad PSBS Biak
PSBS Biak sangat siap untuk berlaga di Liga 1. Dalam menghadapi tantangan-tangtangan lebih berat dari tim-tim terganas di sepak bola Indonesia, PSBS Biak melakukan belanja pemain yang cukup banyak.
Mereka mendatangkan pemain-pemain asing dengan grade yang berkualitas untuk menjadi suntikan kekuatan baru bagi Badai Pasifik. Total ada 29 pemain yang menjadi awak PSBS Biak di musim ini.
Berikut adalah nama-nama pemain PSBS Biak di Liga 1 musim 2024/25:
|
No |
Nama Pemain |
Posisi |
Usia |
Negara |
Asal Klub |
Kontrak |
Nilai Pasar |
|
31 |
John Pigai |
Kiper |
25 |
Indonesia |
Persipura Jayapura |
- |
Rp1,74 Mlyr |
|
35 |
Andika Wisnu |
Kiper |
27 |
Indonesia |
Persipura Jayapura |
- |
Rp434,54 Jt |
|
21 |
Pualam Bahari |
Kiper |
22 |
Indonesia |
PSDS Deli Serdang |
- |
- |
|
5 |
Sukandar Kansai |
Bek |
21 |
Indonesia |
Persipani Paniai |
- |
- |
|
2 |
Julián Velázquez |
Bek-Tengah |
34 |
Argentina |
Club Jorge Wilstermann |
- |
Rp3,04 Mlyr |
|
50 |
Yohanes Kandaimu |
Bek-Tengah |
29 |
Indonesia |
PSPS Pekanbaru |
- |
Rp869,08 Jt |
|
20 |
Herwin Saputra |
Bek-Tengah |
34 |
Indonesia |
Sriwijaya FC |
- |
Rp434,54 Jt |
|
15 |
Fabiano Beltrame |
Bek-Tengah |
42 |
Indonesia/Brasil |
- |
- |
Rp173,82 Jt |
|
4 |
Yohanis Hera |
Bek-Tengah |
28 |
Indonesia |
Tanpa Klub |
- |
- |
|
14 |
Frank Sokoy |
Bek-Kiri |
27 |
Indonesia |
Madura United FC |
- |
Rp1,74 Mlyr |
|
16 |
Salman Alfarid |
Bek-Kiri |
22 |
Indonesia |
Gresik United FC |
- |
Rp869,08 Jt |
|
26 |
Marckho Merauje |
Bek-Kanan |
30 |
Indonesia |
RANS Nusantara FC |
- |
Rp3,04 Mlyr |
|
23 |
Arjuna Agung |
Bek-Kanan |
21 |
Indonesia |
Persipani Paniai |
- |
- |
|
8 |
Jonata Machado |
Gel. Bertahan |
25 |
Brasil/Italia |
Club Jorge Wilstermann |
- |
Rp6,08 Mlyr |
|
32 |
Muhammad Tahir |
Gel. Bertahan |
31 |
Indonesia |
- |
- |
Rp2,17 Mlyr |
|
12 |
Alfons Migau |
Gel. Bertahan |
26 |
Indonesia |
Persewar Waropen |
- |
Rp434,54 Jt |
|
90 |
Nelson Alom |
Gel. Bertahan |
33 |
Indonesia |
- |
- |
Rp434,54 Jt |
|
18 |
Takuya Matsunaga |
Gel. Tengah |
34 |
Jepang |
Tanpa Klub |
- |
Rp1,74 Mlyr |
|
27 |
Yano Putra |
Gel. Tengah |
21 |
Indonesia |
Titan Alpha Bali |
- |
Rp434,54 Jt |
|
11 |
Williams Lugo |
Gel. Serang |
28 |
Venezuela |
Academia Puerto Cabello |
30 Jun 2025 |
Rp4,78 Mlyr |
|
24 |
Febrianto Uopmabin |
Gel. Serang |
22 |
Indonesia |
- |
- |
Rp2,17 Mlyr |
|
46 |
Todd Ferre |
Gel. Serang |
25 |
Indonesia |
PSS Sleman |
- |
Rp1,74 Mlyr |
|
86 |
Armando Oropa |
Sayap Kiri |
21 |
Indonesia |
Kalteng Putra FC |
- |
Rp1,30 Mlyr |
|
39 |
Jeam Kelly Sroyer |
Sayap Kanan |
22 |
Indonesia |
Persik Kediri |
- |
Rp2,61 Mlyr |
|
19 |
Rui Aiboy |
Sayap Kanan |
21 |
Indonesia |
PSBS Biak U20 |
- |
- |
|
28 |
Abel Argañaraz |
Depan-Tengah |
26 |
Argentina |
Inter Club d'Escaldes |
30 Jun 2025 |
Rp5,21 Mlyr |
|
10 |
Alexsandro |
Depan-Tengah |
27 |
Brasil |
- |
- |
Rp3,91 Mlyr |
|
37 |
Ariel Nahuelpán |
Depan-Tengah |
37 |
Argentina/Chile |
Club Jorge Wilstermann |
- |
Rp1,30 Mlyr |
|
9 |
Beto |
Depan-Tengah |
44 |
Indonesia/Brasil |
Madura United FC |
- |
Rp173,82 Jt |
Kandang PSBS Biak
Semulanya, tim Badai Pasifik bermarkas di Stadion Cendrawasih, Biak sebagai kandang mereka. Namun, karena naik kasta ke Liga 1, Stadion Cendrawasih tidak masuk kategori yang lolos kualifikasi, sehingga PSBS harus mencari rumah baru.
Di Liga 1 musim ini, PSBS Biak bermarkas di tiga stadion yang berada di Pulau Papua yaitu Stadion Mandala dan Stadion Papua Bangkit, dan Stadion Lukas Enembe. Berkandang di kota yang berbeda, PSBS tetap ditonton oleh banyak pendukungnya.
Selain di Papua, PSBS Biak juga mendaftar stadion markas Bali United, Stadion Kapten I Wayan Dipta sebagai markas alternatif mereka. PSBS Biak bisa bernafas lega karena mereka masih bisa bermain di Papua, tanpa harus ‘mengungsi’ ke tempat lain.
Karena antusiasme tinggi yang didapat PSBS Biak kala berlaga di Papua, Presiden klub ini, Yan Mandenas berusaha agar timnya tetap bermain di Papua.
Baca juga: 20 Tempat Wisata Labuan Bajo, Biaya Masuk Mulai 3 Ribuan!
PSBS Biak akan melanjutkan perjuangannya agar tetap bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dengan terus memperoleh poin melawan lawan-lawannya. Saksikan serunya permainan Badai Pasifik dengan berlangganan Vidio.