Nyatanya, baik Kimi AI, ChatGPT, maupun Gemini masih punya keunggulan masing-masing. Seperti apa perbandingannya?
Ledakan inovasi AI dalam beberapa tahun terakhir membuat kita terbiasa mendengar nama seperti OpenAI (ChatGPT), Google (Gemini), dan Anthropic. Lalu, kini muncul satu pendatang baru yang mulai menarik perhatian: Kimi AI asal China.
Salah satu klaim paling mencuri perhatian ialah kemampuannya memproses konteks super panjang (long context window). Sesuatu yang selama ini jadi tantangan bagi banyak model AI.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami apa itu Kimi AI, bagaimana evolusinya (termasuk versi terbaru Kimi K2), dan bagaimana ia berdiri dalam persaingan global dengan model-model besar seperti GPT-4 atau Gemini.
Untuk mengulik lebih jauh dan mencoba langsung Kimi AI dari smartphone, jangan lupa pakai paket internet dari Telkomsel. Kamu bisa aktivasi dengan praktis Paket Combo Sakti yang kuotanya besar lewat aplikasi MyTelkomsel.
Sekarang, yuk kita cari tau detail soal penjelasan dan perbandingan Kimi AI berikut ini.
Baca Juga: 15 Aplikasi AI Terpopuler dan Kelebihannya di Berbagai Bidang
Kimi AI dikembangkan oleh Moonshot AI, startup asal Tiongkok yang berdiri pada Maret 2023. Meski masih baru, Moonshot punya ambisi besar untuk jadi pemain utama di dunia kecerdasan buatan, terutama lewat inovasi dalam pemahaman konteks super panjang.
Secara sederhana, Kimi AI adalah chatbot atau asisten pintar berbasis Large Language Model (LLM), mirip seperti ChatGPT.
Bedanya, Kimi dirancang tidak hanya untuk menjawab pertanyaan, tapi juga bisa memahami dokumen panjang, membantu menganalisis data, bahkan bekerja dengan berbagai jenis media dan alat bantu digital.
Salah satu fitur unggulannya adalah kemampuan memproses teks dalam jumlah sangat besar, bahkan hingga ratusan ribu karakter dalam satu sesi percakapan. Ini membuat Kimi cocok untuk membaca laporan panjang, naskah, atau materi riset tanpa terpotong.
Karena dikembangkan di Tiongkok, Kimi sangat unggul dalam bahasa Mandarin, tetapi versi terbarunya kini juga mendukung berbagai bahasa lain, termasuk Inggris dan Indonesia, sehingga semakin mudah diakses oleh pengguna global.
Sebelum hadirnya Kimi K2, Moonshot AI sudah merilis versi sebelumnya yaitu Kimi K1.5 pada awal 2025. Versi ini sudah cukup canggih; bisa memecahkan soal matematika, memahami gambar dan teks sekaligus, hingga membantu menulis kode seperti ChatGPT.
Lalu pada Juli 2025, muncullah Kimi K2, versi yang jauh lebih kuat dan pintar. Beberapa hal yang membuatnya menarik di antaranya:
Kimi K2 bisa mengingat dan memahami teks yang sangat panjang, bahkan hingga ratusan ribu kata dalam satu percakapan.
Versi terbarunya, K2-Instruct, bisa membaca konteks hingga sekitar 256 ribu token, jauh di atas rata-rata model AI lainnya.
Kimi K2 juga lebih “aktif”, bukan cuma menjawab pertanyaan, tapi bisa menjalankan tugas seperti mencari informasi di web, membaca file PDF, hingga membantu membuat dokumen.
Performanya di berbagai tes kemampuan AI juga sangat tinggi, bahkan menyaingi model global seperti GPT-4.
Kimi K2 tersedia gratis untuk dicoba dan sebagian teknologinya dibuka untuk publik (open-source).
Bagi pengguna biasa, versi aplikasi Kimi di smartphone sudah bisa digunakan untuk membaca dokumen panjang, memahami file seperti PDF atau PowerPoint, dan menjawab pertanyaan dengan cepat.
Singkatnya, Kimi K2 adalah lompatan besar bagi teknologi AI asal China yang lebih cepat, lebih pintar, dan semakin dekat dengan kemampuan asisten digital masa depan.
Baca Juga: Kenalan sama Deepseek AI: Saingan Terkuat ChatGPT?
Untuk melihat keunggulan masing-masing, berikut tabel perbandingan antara Kimi K2, OpenAI GPT-4 Turbo, dan Google Gemini (versi Pro/Ultra) berdasarkan informasi yang tersedia, baik klaim resmi maupun analisis publik.
|
Fitur |
Kimi AI (K2) |
ChatGPT (GPT-4 Turbo) |
Google Gemini (Pro/Ultra) |
|
Pengembang |
Moonshot AI, start-up asal China |
OpenAI, berbasis di Amerika Serikat |
Dikembangkan oleh Google |
|
Kemampuan Membaca Teks Panjang |
Bisa membaca dan memahami teks super panjang (hingga ratusan ribu kata) |
Bisa membaca teks panjang juga, tapi lebih terbatas dibanding Kimi |
Versi tertinggi bisa membaca teks hingga sekitar 1 juta kata |
|
Kemampuan Bahasa Mandarin |
Sangat bagus, dibuat khusus untuk pengguna China |
Cukup baik, tapi bukan fokus utama |
Bagus di banyak bahasa, termasuk Inggris dan Indonesia |
|
Cara Akses |
Ada versi gratis, juga versi premium untuk fitur lanjutan |
Perlu berlangganan (ChatGPT Plus) untuk fitur GPT-4 |
Ada versi gratis dan berbayar, tergantung produk Google |
|
Keunggulan Utama |
Jago memahami konteks panjang, bisa bantu baca file dan pakai alat bantu digital |
Pintar dalam berpikir logis dan menjawab berbagai topik dengan akurat |
Kuat di gambar, video, dan teks; terhubung langsung dengan layanan Google |
Baca Juga: Perplexity AI: Tools yang Bisa Bantu Penelitian!
Kimi AI, khususnya versi K2, memang tampil sebagai pesaing baru yang sangat menarik di arena AI global.
Untuk kamu yang melek teknologi, ini saatnya bereksperimen sendiri. Langsung aja coba Kimi AI, bandingkan langsung penggunaan dalam bahasa Indonesia dalam konteks situasi sehari-hari.
Siapa tahu, kamu menemukan kelebihan-kelebihan yang belum banyak dibicarakan.
Sebelum coba, pastikan pakai paket internet terbaik dari Telkomsel dengan kuota besar seperti Paket Combo Sakti, aktifkan paketnya langsung dari aplikasi MyTelkomsel.
Short Video baru dan seru