Sempat bikin heboh dunia konservasi, kemunculan kembali seekor kucing merah Kalimantan di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) layak jadi perbincangan. Pasalnya, kucing langka ini hampir tidak pernah terlihat selama dua dekade terakhir.
Tidak hanya soal kehadirannya yang misterius dan tidak diduga, ada banyak fakta menarik seputar kucing merah Kalimantan yang harus kamu ketahui. Biar tidak ketinggalan berita, saatnya kupas tuntas hewan mamalia yang unik ini.
Dikenal di dunia internasional sebagai Bay Cat Borneo atau Catopuma Badia, banyak fakta menarik tentang kucing merah Kalimantan yang bikin semakin takjub. Yuk simak dulu berikut:
Sempat dianggap sebagai kucing liar pada umumnya, para ilmuwan mendapati bahwa kucing merah Kalimantan memiliki struktur tengkorak yang berbeda pada tahun 1874. Fakta ini ketahuan setelah mereka mengamati sisa-sisa tengkorak yang ternyata diawetkan secara buruk di tahun 1855.
Dulu, orang juga sempat mengira kucing merah Kalimantan adalah bentuk kecil dari kucing emas Asia. Tetapi, kini diklarifikasi bahwa kedua spesies ini sudah berbeda sejak 4 juta tahun lalu, jauh sebelum pulau Kalimantan terpisah dari Sumatra.
Secara silsilah, kucing merah Kalimantan masih berkerabat dekat dengan kucing emas Asia dan kucing marmer, kucing merah Kalimantan termasuk dalam kelompok kucing liar yang sudah berevolusi sejak lama.
Namun secara biologis, kucing merah Kalimantan merupakan spesies tunggal yang artinya tidak memiliki sub spesies. Ini yang menjadikan kucing merah Kalimantan semakin unik dan langka di kelasnya
Hanya sedikit kucing merah Kalimantan yang pernah dijelaskan secara ilmiah. Pada akhir tahun 1992, seekor betina tertangkap di perbatasan Sarawak dan Indonesia. Kucing itu hampir mati saat dibawa ke museum Sarawak. Beratnya hanya 1,95 kg, tapi diperkirakan berat sehatnya sekitar 3–4 kg. Itu satu-satunya data pasti tentang berat kucing ini.
Kucing ini diduga punya dua warna bulu seperti jaguarundi dan kucing emas Asia. Biasanya, bulunya berwarna merah kecokelatan, tapi ada juga yang berwarna abu-abu. Tahun 2015, kamera tersembunyi menangkap gambar kucing hitam dengan ekor kemerahan di Hutan Gunong Pueh, Sarawak.
Beberapa ciri khas tubuh kucing merah Kalimantan antara lain adalah bagian ekor yang panjang, hampir sekitar 70% dari panjang tubuhnya. Bagian perut dan ekornya cenderung berwarna terang dengan garis samar-samar di seluruh tubuh, termasuk bagian wajah.
Keindahan kucing merah Kalimantan juga terlihat jelas pada sudut dalam mata yang bertanda terang, dan bagian belakang kepala dengan tanda berbentuk huruf M berwarna gelap. Secara keseluruhan, ada kesan elegan yang menambah keindahan hewan langka ini.
Hewan tropis ini terkenal akan sifatnya yang nokturnal atau berkeliaran di malam hari, serta cenderung pemalu atau tidak suka didekati oleh manusia. Kucing ini tercatat sering beraktivitas di dekat sungai dan hutan bakau, yang semakin memastikan preferensinya terhadap lingkungan yang lebat dan terpencil.
Habitat dari kucing merah Kalimantan tersebar dari hutan rawa, dataran rendah, hingga perbukitan pada ketinggian hingga 500 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Daftar Merah IUCN, kucing merah Kalimantan diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah (Endangered). Di Indonesia, kucing merah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, dan secara internasional terdaftar pada CITES Appendix II, yang mengatur perdagangan spesies ini.
Estimasi populasi kucing merah adalah 2.500 individu dewasa dan dikhawatirkan semakin berkurang akibat beberapa ancaman, seperti hilangnya habitat akibat penebangan pohon komersial dan perkebunan kelapa sawit.
Selain itu, perburuan oportunistik dan jebakan untuk hewan lain, seperti babi hutan, juga membahayakan satwa ini, seperti kasus kucing merah yang ditemukan mati terjerat di Murung Raya pada 2022.
Untungnya, ada kerja sama antara perusahaan kayu di Indonesia dan The Nature Conservancy. Mereka mencoba cara pembangunan yang lebih ramah lingkungan. Salah satu caranya adalah membatasi penebangan hanya 5 pohon per hektar dan memantau dampaknya terhadap satwa liar.
Penampakan kucing merah Kalimantan di TNKM Indonesia merupakan peristiwa bersejarah, karena hanya pernah terekam dua kali di kawasan tersebut, yakni di tahun 1957 dan 2003. Pantas saja, dunia dihebohkan dengan rekaman terbaru tahun 2025 yang diunggah di akun Instagram resmi Balai TNKM.
Kucing merah Kalimantan hanyalah satu dari sekian banyaknya pesona alam Nusantara yang luar biasa. Masih banyak lagi keindahan menarik tentang flora dan fauna alam Indonesia, bahkan di seluruh dunia yang masih terus menjadi sumber ketakjuban tanpa henti-hentinya.
Buat kamu yang menggemari perkembangan seputar satwa langka atau berita keren seperti kemunculan kucing merah Kalimantan, pastikan kamu tidak ketinggalan update menarik.
Caranya gampang! Pastikan saja kamu selalu terhubung dengan koneksi internet dengan kecepatan maksimal, tanpa jeda. Jadi bagian dari para pelanggan yang sudah puas dengan kualitas jaringan internet Indihome, pasang dan nikmati akses informasi terkini dalam genggaman tanganmu. Dapatkan Indihome lewat aplikasi MyTelkomsel sekarang juga!
Short Video baru dan seru