Buat kamu yang penasaran sama cerita Abu Nawas lucu tentang pencuri keledai, kamu bisa baca di artikel ini beserta beberapa informasi lainnya berikut ini:
Nah, kamu dan keluargamu bisa baca berbagai kisah lucu Abu Nawas dari berbagai sumber di internet dengan Kuota Keluarga.
Dengan Kuota Keluarga tersebut, kamu bisa sharing kuota internet dengan keluargamu, lho! Dicoba, yuk!
Sebelum masuk ke salah satu cerita lucu Abu Nawas, cari tahu dulu Abu Nawas terkenal karena apa aja di bawah ini!
Baca Juga: Sejarah Tahun Baru Islam dan Maknanya
Abu Nawas Terkenal karena Apa?
Menurut berbagai sumber, Abu Nawas merupakan seorang penyair Islam termasyhur pada era kejayaan Islam.
Abu Nawas juga dikenal orang Indonesia lewat cerita-cerita humor bijak dan sufi.
Penyair bernama lengkap Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami adalah seorang humoris yang lihai dalam mengemas kritik yang dibungkus dengan humor.
Suatu ketika, Abu Nawas dipenjara oleh Khalifah Bani Abbasiyah karena menyinggungnya saat mabuk berat.
Sejak saat itu, ia pun bertobat dari perilaku buruknya dan kemudian ia fokus menulis puisi bertema keagamaan.
Abu Nawas terkenal karena beberapa hal, termasuk:
- Kecerdasan
- Keberanian
- Humor
- Sufi
Nah, kamu bisa lanjut untuk baca ceritanya di bawah ini, ya!
Kisah Pencuri Keledai Abu Nawas
Abu Nawas punya keledai yang sangat penurut dan selalu ia ajak ke mana pun ia pergi. Ia mendapat tugas untuk membawa keledai tersebut ke Baghdad.
Banyak orang yang suka bahkan mau membeli keledai tersebut dengan harga mahal. Akan tetapi, Abu Nawas selalu menolak.
Suatu ketika, Abu Nawas melewati desa dengan keledainya. Ada dua orang yang diduga sebagai pencuri yang mengincar keledainya.
Saat adzan berkumandang, Abu Nawas berhenti di masjid untuk sholat, dan ia mencari sebuah pohon untuk mengikatkan keledainya. Saat itu, ia tidak sadar ada dua orang yang mengikutinya.
Saat Abu Nawas masuk ke masjid, dua pencuri tersebut mendekati keledai tersebut. Salah satu pencuri membawa pergi keledai tersebut, sedangkan pencuri lainnya berpura-pura jadi keledai.
Ia mengikatkan tali keledai tadi ke lehernya sendiri supaya Abu Nawas percaya keledainya berubah menjadi manusia.
Usai sholat, Abu Nawas kaget saat melihat keledainya berubah jadi manusia.
Abu Nawas bertanya dengan heran, “Apakah kau keledaiku?”
Pencuri tersebut menjawab, “Iya aku adalah keledaimu. Selama ini, aku dikutuk jadi seekor keledai, tapi berkat kebaikanmu, aku kembali jadi manusia.”
Abu Nawas tidak ingin langsung percaya karena banyak kejanggalan. Ia pun tidak mau kalah. Untuk membuat si pencuri kapok, ia minta diantarkan ke rumah Tuan Hakim.
Kemudian, Abu Nawas naik ke atas punggung pencuri tersebut dan menyuruhnya berjalan merangkak layaknya keledai.
Pencuri itu menyesal sudah menyamar sebagai keledai, harusnya kabur saja dengan temannya.
Ia sekarang terikat seperti keledai. Banyak orang di jalan yang bertanya pada Abu Nawas di mana keledainya saat Abu Nawas menungganginya.
Abu Nawas menjawab bahwa itu keledainya yang berubah jadi manusia karena kebaikan hatinya.
Waktu untuk sampai ke rumah Tuan Hakim yang cukup lama membuat pencuri yang menyamar sebagai keledai pun kelelahan. Kaki dan tangannya memerah seperti melepuh.
Akhirnya, Abu Nawas sampai di rumah Tuan Hakim.
Melihat hal tersebut, Tuan Hakim terkejut dan sampai memarahi Abu Nawas karena menunggangi manusia. Abu Nawas pun mendekati Tuan Hakim lalu menceritakan semuanya.
Tuan Hakim yang tahu Abu Nawas ingin memberinya pelajaran mengajak Abu Nawas masuk ke dalam.
Abu Nawas mengikat si pencuri pada salah satu pohon layaknya keledai.
Ternyata, teman si pencuri mengikutinya dan akan menyelamatkan temannya yang pura-pura menjadi keledai tersebut.
Abu Nawas masuk ke rumah Tuan Hakim dan berpura-pura diskusi sambil mengintai si pencuri yang terikat.
Temannya muncul dan berusaha melepaskan tali yang mengikat pada leher pencuri itu. Ia kesulitan membawa temannya karena kaki temannya luka parah.
Tuan Hakim dan Abu Nawas pun memergoki mereka dan bertanya siapa mereka.
Mereka pun menjawab, “Maafkan kami, Tuan Hakim. Kami adalah pencuri. Niatnya kami ingin mengelabui Abu Nawas, tapi kami yang kena batunya.”
“Kembalikan keledai Abu Nawas atau kalian akan aku masukkan penjara!” ancam Tuan Hakim.
“Baik, Tuan Hakim,” jawab mereka berdua.
Salah seorang pencuri pulang untuk mengambil keledai Abu Nawas dan mengembalikannya.
Setelah dikembalikan, Tuan Hakim memberikan nasihat pada dua pencuri itu.
“Sebenarnya, aku akan menghukum kalian, tapi melihat luka temanmu, aku tidak sampai hati. Aku mau mengampuni kesalahan kalian dengan syarat kalian tidak akan mengulangi perbuatan ini,” kata Tuan Hakim.
Pada akhirnya, Abu Nawas mendapatkan kembali keledainya. Sedangkan, kedua pencuri itu menyadari kesalahannya serta berjanji tidak akan mencuri lagi.
Wallahu a’lam.
Terus, apakah cerita Abu Nawas termasuk cerita jenaka? Cari tahu pembahasannya di bawah ini!
Baca Juga: Malam Lailatul Qadar: Pengertian dan Ciri-Cirinya
Abu Nawas Jenis Cerita Apa?
Cerita Abu Nawas termasuk cerita jenaka yang biasanya pendek dan lucu, serta sering mengandung pesan moral.
Ceritanya banyak digemari karena menghibur dan mengandung nilai-nilai positif seperti mengajarkan pembaca tentang pentingnya kecerdasan, keberanian, dan humor dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidup.
Cerita Abu Nawas sendiri termasuk dalam beberapa jenis cerita, yaitu:
- Cerita jenaka
- Cerita moral
- Cerita satir
- Cerita sufi
Next, cek juga karakter Abu Nawas pada bagian selanjutnya!
Seperti Apa Karakter Abu Nawas?
Beberapa karakter Abu Nawas yaitu:
-
Cerdas
Abu Nawas terkenal dengan kecerdasannya dalam menyelesaikan masalah. Ia mampu berpikir out-of-the-box dan menemukan solusi kreatif untuk situasi yang sulit.
-
Berani
Abu Nawas tidak takut untuk melawan ketidakadilan dan berbicara kebenaran kepada penguasa. Ia berani mengambil risiko dan menantang norma sosial.
-
Humoris
Abu Nawas memiliki selera humor yang tinggi. Ia sering menggunakan humor untuk membuat orang tertawa dan menyampaikan pesan moral.
-
Sufi
Abu Nawas adalah seorang sufi yang taat. Ia memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhan dan sering menulis puisi tentang spiritualitas.
Itulah berbagai pembahasan tentang Abu Nawas dan salah satu contoh kisah lucunya.
Yuk, gunakan Kuota Keluarga untuk berbagi kuota internet dengan anggota keluargamu supaya semua anggota keluarga selalu punya kuota internet!
Beli paketnya dari aplikasi MyTelkomsel, ya!
Buat kamu yang akan berangkat haji atau umroh, kamu bisa aktifkan paket RoaMAX Umroh Haji supaya kamu bisa menghubungi keluargamu di Indonesia saat sedang haji atau umroh.
Semoga membantu!
Baca Juga: Rukun Umroh dan Syaratnya yang Perlu Kamu Tahu