5 Penjelasan Meme Drakor Viral Popo Siroyo, Apa Artinya?

Popo siroyo

TikTok tak pernah berhenti menciptakan tren. Setiap bulan ada saja istilah baru yang muncul dari lini masa ini, termasuk salah satu yang lagi viral yaitu meme popo siroyo. Apa arti dari meme ini? Mengapa meme ini bisa viral? Yuk, kita deepdive lebih dalam!

 

  1. Awal Mula Popo Siroyo

  2. Bagaimana Popo Siroyo Viral

  3. Penjelasan Arti Popo Siroyo

  4. Apakah Popo Siroyo Dipakai di Korea

  5. Mengapa Popo Siroyo bisa Viral

 

Baca juga: 20 Meme Gambar Lucu yang Cocok Buat Kamu Bagikan!

 

Buat kamu yang chronically online dan selalu mantengin TikTok, penulis mau kasih kamu tips pilih paket yang bisa bikin kamu gak putus main TikTok yaitu dengan berlangganan BundlingMAX via aplikasi MyTelkomsel Basic. Buruan beli paketnya sekarang!

 

Mau tahu lebih dalam tentang meme popo siroyo? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Awal Mula Popo Siroyo

Istilah "Popo Siroyo" mencuat sebagai fenomena viral di jagat maya Indonesia sekitar awal tahun 2025. Frasa ini terdengar sederhana, namun memantik tawa dan rasa gemas banyak orang. 

 

Popularitasnya bukan muncul dari sembarang tempat, melainkan dari sebuah adegan dalam film Indonesia berjudul Laut Tengah. Ya, kalimat berbahasa Korea ini berasal dari film produksi asli Indonesia yang berlatar di Korea Selatan.

 

Dalam salah satu adegannya, karakter ayah bernama Bhumi meminta cium dari anak perempuannya, Suriah, dengan mengatakan "Popo" kata yang diucapkan dengan penuh kasih sayang dan nada manja. 

 

Namun, balasan Suriah justru mencuri perhatian: "Siroyo!" jawabnya tegas, lengkap dengan ekspresi menolak lucu khas anak-anak. Ekspresi spontan dan akting natural dari pemeran anak kecil inilah yang menjadi kunci. 

 

Momen itu dianggap relatable oleh banyak orang tua, kakak, atau siapa pun yang pernah ditolak cium oleh adik kecilnya. Daya tarik "Popo Siroyo" terletak pada keseharian, sesuatu yang sangat akrab dalam kehidupan banyak keluarga, tapi disampaikan dalam bahasa yang tidak biasa.

 

Baca juga: Sejarah Panjang Meme Lucu, Format Lelucon yang Mendunia

 

Penjelasan Arti "Popo Siroyo"

Meski terdengar seperti plesetan dalam bahasa Indonesia, “Popo Siroyo” sejatinya berasal dari bahasa Korea. Dalam bahasa tersebut, “Popo” (뽀뽀) adalah istilah untuk "cium kecil" atau "kecupan" yang sering dipakai dalam konteks imut atau kekeluargaan. 

 

Sementara itu, “Siroyo” (싫어요) berarti “tidak mau” atau “nggak suka,” dan digunakan untuk menyatakan penolakan secara sopan tapi tetap ekspresif. Gabungan keduanya: “Popo Siroyo” secara harfiah bisa diterjemahkan sebagai “nggak mau dicium.” 

 

Namun, bukan hanya makna literal yang membuatnya viral. Kombinasi antara nada bicara, intonasi manja, dan ekspresi dari karakter anak kecil menjadikan frasa ini terdengar lucu, imut, dan sangat bisa dijadikan bahan meme.

 

Menariknya, banyak orang Indonesia baru menyadari bahwa frasa itu memang merupakan kalimat utuh dalam bahasa Korea, bukan sekadar bunyi lucu. Pengetahuan ini justru makin memperkuat daya tarik frasa tersebut, terutama di kalangan penggemar budaya Korea.

 

Bagaimana “Popo Siroyo” Bisa Viral?

Viralnya “Popo Siroyo” tak terjadi dalam waktu yang cepat, tapi tumbuh dari ekosistem media sosial yang sangat responsif terhadap konten yang mengandung unsur lucu, menggemaskan, dan mudah ditiru. 

 

Setelah cuplikan adegan film tersebut tersebar di TikTok dan Instagram. Alhasil para netizen mulai membuat versi parodi mereka sendiri, mulai dari anak-anak yang meniru gaya bicara si Suriah, hingga pasangan yang iseng menolak ciuman dengan gaya yang sama.

 

Viralitasnya semakin membesar saat audio dari adegan itu dipakai sebagai backsound dalam berbagai video. Netizen menambahkan berbagai konteks — dari bayi yang menolak digendong sampai hewan peliharaan yang kabur saat mau dimandikan, semuanya menggunakan sound "Popo Siroyo." 

 

Seiring waktu, frasa ini menjadi template ekspresi penolakan manja. Tidak berhenti di sana, konten kreator besar ikut memopulerkannya. Sisi relatable ini membuat kata ‘Popo Siroyo’ mudah dimasukkan ke berbagai cerita.

 

Bahkan ada yang menjadikan “Popo Siroyo” sebagai bagian dari sketsa komedi singkat, merchandise, sampai stiker digital. Daya ledak frasa ini bukan hanya karena kelucuannya, tapi karena ia bisa "ditempelkan" pada banyak situasi sehari-hari.

 

Apakah “Popo Siroyo” Dipakai di Korea?

Secara linguistik, ya. Baik “Popo” maupun “Siroyo” adalah frasa yang sah dan lazim dalam percakapan bahasa Korea. “Popo” digunakan dalam konteks kasih sayang, terutama antara orang tua dan anak atau pasangan. 

 

Kata ini menggambarkan kecupan yang bukan romantis, melainkan bersifat kekeluargaan dan lembut. Sementara “Siroyo” merupakan bentuk formal dari “siro,” dan umum digunakan oleh anak-anak atau remaja saat mereka ingin menolak dengan sopan tapi tetap menunjukkan keengganan yang kuat. 

 

Jadi jika anak kecil Korea tidak ingin dicium, mereka akan sangat mungkin berkata “Popo siroyo” dengan ekspresi merajuk. Yang membuat frasa ini unik di konteks Indonesia adalah bagaimana ia diangkat oleh sebuah film lokal dan dipakai dalam narasi Indonesia. 

 

Walaupun berasal dari bahasa Korea, pelafalan dan ekspresi khas anak Indonesia yang mengucapkannya menciptakan nuansa baru, seolah-olah "Popo Siroyo" adalah kata dalam bahasa campuran yang lahir dari kebudayaan global dan lokal.

 

Namun, di Korea Selatan frase ini tidak terlalu umum digunakan oleh para warganya.

 

Mengapa “Popo Siroyo” Bisa Viral?

Ada lima alasan utama yang membuat frasa ini meledak dan bertahan lebih lama dari sekadar tren sesaat:

  1. Universalitas Emosi

    Semua orang pernah mengekspresikan atau menerima penolakan dengan cara lucu. Baik anak kecil maupun orang dewasa bisa berelasi dengan dinamika "minta cium" dan "ditolak."

  2. Kekuatan Bahasa Campuran

    Frasa ini mempertemukan bahasa Korea dan ekspresi lokal Indonesia. Gabungan ini menciptakan kesan global namun tetap terasa lokal — strategi yang sering terbukti efektif dalam menyebarkan tren.

  3. Keterlibatan Audiens

    Banyak pengguna media sosial merasa tertantang untuk membuat versi mereka sendiri. Ini menciptakan efek bola salju, di mana semakin banyak konten dibuat, semakin luas eksposurnya.

  4. Daya Tarik Budaya Korea

    K-pop, K-drama, dan bahasa Korea sudah akrab bagi generasi muda Indonesia. Ketika sebuah film Indonesia memakai frasa Korea, audiens merasa lebih dekat dan "nyambung."

  5. Konteks Visual dan Audio yang Kuat

    Frasa ini bukan hanya tentang kata-kata, tapi juga ekspresi wajah, intonasi suara, dan timing. Semua elemen ini saling menguatkan dan menjadikannya sangat cocok untuk dijadikan meme atau konten video pendek.

     

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Si Emoji Batu yang Bikin Penasaran

 

Download aplikasi MyTelkomsel Basic, aplikasi yang lebih ringan dan ramah ke gadget dengan memori kecil, supaya bisa langsung berlangganan Paket BundlingMAX dari Telkomsel agar bisa main TikTok terus tanpa ada hambatan.

 

 
 
 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim
Telkomsel Telkomsel Instagram

Meninggalkan halaman ini

Anda mengunjungi website telkomsel.com tetapi akan dialihkan ke

Pastikan Anda hanya mengikuti tautan dari sumber yang Anda percayai.