Laga mana kah yang paling menyakitkan di Final UEL selama ini?
Setiap Final UEL pasti menghasilkan sebuah drama yang kadang berakhir indah untuk para pemenang, tapi begitu menyakitkan bagi yang kalah. Semenjak pertama kali digelar pada 1968, Liga Eropa alias Piala UEFA menghasilkan berbagai final menarik.
10 Final UEL yang akan kita bahas ini bukan yang indah, namun yang menyakitkan. Siapa saja yang menjadi korban sakitnya kekalahan di Final UEL?
Baca juga: Hasil Kualifikasi Euro 2024, Portugal & Spanyol Pesta Gol
UEL musim 2025/26 akan kembali digelar mulai 17 Juni mendatang – mulai dari babak kualifikasi awal. Jangan lupa untuk terus berlangganan Vidio Platinum via aplikasi MyTelkomsel Basic untuk nonton semua pertandingan.
Nah, kira-kira bagaimana berjalannya drama dan menyakitkannya pertandingan Final UEL? Yuk, kita simak di bawah ini!
Dalam gelarannya, ada 10 Final UEL atau UEFA Europa League yang merupakan kasta kedua turnamen antar klub di Eropa. Partai final ini menjadi menyakitkan karena perjuangan luar biasa dari klub-klub yang berlaga di final, berakhir dengan begitu mengharukan.
Sepak bola bisa menjadi begitu indah bagi para pemenang, namun bisa juga menjadi bencana yang membekas bertahun-tahun bagi yang kalah. Berikut adalah 10 Final UEL paling menyakitkan sepanjang sejarah:
Agregat: 2-2 (Tottenham menang penalti 4-3)
Di atas kertas, ini pertandingan seru yang berakhir lewat drama adu penalti. Tapi luka sesungguhnya justru datang dari luar lapangan. Bertahun-tahun kemudian terungkap bahwa Anderlecht menyuap wasit di semifinal melawan Nottingham Forest.
Meski Anderlecht kalah di final, reputasi mereka tercoreng dan trofi itu terasa jauh lebih pahit daripada kekalahan biasa.
Agregat: 3-3 (Leverkusen menang penalti 3-2)
Espanyol unggul 3-0 di leg pertama dan publik Katalonia sudah nyaris merayakan gelar. Tapi Leverkusen membalikkan keadaan di leg kedua dan memaksakan adu penalti.
Kekalahan itu terasa seperti mimpi buruk karena datangnya terlalu tiba-tiba, saat satu tangan sudah menyentuh trofi.
Skor: 3-0 untuk Parma
Final yang diingat bukan hanya karena Parma tampil luar biasa, tapi juga karena Marseille tampak tanpa perlawanan. Kekalahan 3-0 ini menyakitkan karena terjadi di tengah ekspektasi besar terhadap Marseille pasca-era Basile Boli dan Rudi Völler.
Banyak yang merasa ini adalah generasi terakhir Marseille yang bisa bersinar di Eropa—dan mereka gagal.
Skor: 0-0 (Galatasaray menang penalti 4-1)
Ini salah satu final paling menegangkan. Arsenal tampil percaya diri tapi tak mampu mencetak gol. Ketika masuk ke adu penalti, para fans mulai gelisah—dan benar saja, Dennis Bergkamp dkk gagal menuntaskan tugas.
Galatasaray jadi tim Turki pertama yang juara Eropa, sementara Arsenal harus menerima kenyataan pahit dalam keheningan.
Skor: 5-4 untuk Liverpool
Mungkin ini adalah final paling ‘liar’ dalam sejarah Piala UEFA. Skor terus berubah—4-4 hingga waktu normal selesai. Alavés, tim kuda hitam asal Spanyol, tampil luar biasa.
Tapi semua berakhir tragis ketika mereka kalah karena bunuh diri saat perpanjangan waktu. Tak ada yang menyangka petualangan dongeng mereka akan tamat dengan cara seperti itu.
Baca juga: Daftar Negara di Semifinal UEFA Nations League 2022/23
Skor: 3-0 untuk Atlético
Bilbao datang dengan harapan besar di bawah Marcelo Bielsa. Mereka punya semangat muda, gaya main menyerang, dan dukungan penuh dari fans.
Tapi Falcao punya cerita lain. Ia mencetak dua gol spektakuler dan menghancurkan mimpi Bilbao. Kekalahan ini jadi awal akhir dari proyek Bielsa di San Mamés.
Skor: 2-1 untuk Chelsea
Benfica menguasai permainan. Mereka punya lebih banyak peluang. Tapi ketika semua tampak menuju extra time, Ivanović muncul dan menyundul bola di detik-detik akhir.
Bagi Benfica, ini bukan cuma kekalahan—ini lanjutan dari ‘kutukan Bela Guttmann’, pelatih legendaris yang pernah berkata klub ini tak akan pernah juara Eropa lagi setelah ia dipecat. Sampai hari ini, kutukan itu belum berhenti.
Baca juga: Cepat Catat Jadwal Lengkap Liga Eropa Babak 8 Besar!
Skor: 0-0 (Sevilla menang penalti 4-2)
Setahun berselang, Benfica kembali ke final dan lagi-lagi tampil kuat. Tapi mereka gagal memanfaatkan peluang dan pertandingan berakhir dengan adu penalti.
Dua eksekusi Benfica gagal, dan Sevilla tak menyia-nyiakan kesempatan. Untuk kedua kalinya berturut-turut, Benfica menangis di podium Eropa.
Skor: 4-1 untuk Chelsea
Arsenal masuk ke final dengan target besar: menang dan lolos ke Liga Champions musim depan. Tapi malam itu jadi milik Eden Hazard dan Chelsea.
Empat gol bersarang ke gawang The Gunners, dan semua harapan Mikel Arteta hancur berantakan. Kekalahan ini sangat menyakitkan karena bukan hanya soal trofi, tapi juga hilangnya potensi pendapatan dan pemain top.
Skor: 1-1 (Villarreal menang penalti 11-10)
Sebuah final yang penuh ketegangan. Kedua tim bermain ketat selama 120 menit. Ketika adu penalti terjadi, semuanya berjalan mulus—hingga kiper saling berhadapan.
De Gea gagal mengeksekusi penalti, membuat fans MU terpukul karena peluang satu-satunya meraih trofi musim itu sirna. Dan lebih menyakitkan, Villarreal—tim kecil dari kota kecil—yang berpesta.
Baca juga: Cepat Catat Jadwal Lengkap Liga Eropa Babak 8 Besar!
Saksikan kembali aksi para jagoan lapangan sepak bola di panggung besar UEFA European League yang akan kembali digelar dari babak kualifikasi awal pada 17 Juni mendatang. Langsung langganan Vidio Platinum via aplikasi MyTelkomsel Basic ya.
Short Video baru dan seru
Lirik Lagu dan Chord Pergilah Kasih by Chrisye
Mengenal Olahraga Futsal yang Nggak Cuma Buat Cowok
Sepatu Lari Lokal yang Nggak Boleh Kamu Lewatkan
Mengenal Lari Jarak Pendek yang Banyak Manfaatnya