The NextDev Hub X Huawei Webinar Series: Memahami Internet of Things dan Penggunaannya di Indonesia | Telkomsel
BAGIKAN

The NextDev Hub X Huawei Webinar Series: Memahami Internet of Things dan Penggunaannya di Indonesia

Article
The NextDev Hub X Huawei Webinar Series: Memahami Internet of Things dan Penggunaannya di Indonesia

The NextDev Hub X Huawei Webinar Series:
Memahami Internet of Things dan Penggunaannya di Indonesia

The NextDev Hub X Huawei Webinar Series: Memahami Internet of Things dan Penggunaannya di Indonesia

Laporan Global Industry Vision (GIV) 2025 mengemukakan bahwa lima tahun dari sekarang akan terdapat 40 miliar perangkat pintar di seluruh dunia. Nantinya, tiap orang rata-rata memiliki lima perangkat pintar, mulai dari smartwatch hingga perangkat virtual reality. Dari situ, diperkirakan akan dihasilkan sekitar 100 miliar koneksi antar perangkat, membuat teknologi di masa depan semakin terhubung satu sama lain. Itu berarti, kita akan semakin dekat dengan Internet of Things (IoT), di mana pun kita berada, dari waktu ke waktu.

Lantas, sebenarnya apa itu IoT? Bagaimana kita dapat menjumpainya dalam menjalani kehidupan sehari-hari? Semua pertanyaan itu dijawab tuntas dalam seminar daring kelima dari “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” yang diselenggarakan pada Selasa, 14 Juli 2020, dengan tema “Roads to IoT Business”.

Senior Consultant Huawei, Simon Tsang menjelaskan bahwa sistem perangkat komputasi dan mesin digital yang saling terhubung melalui unique identifier (UID) dan koneksi tersebut menciptakan kemampuan untuk melakukan transfer data via jaringan tanpa interaksi manusia dengan manusia atau manusia dengan mesin. Contohnya, perangkat seperti kulkas pintar dan smart doorbell dapat mengirimkan data yang direkam olehnya ke smartphone secara real-time tanpa perlu menunggu perintah dari pengguna.

Baca Juga: Menelaah Tantangan dan Peluang Bisnis Cloud di Indonesia

Walau IoT bisa berada sangat dekat dengan kita, penerapannya tidak hanya terbatas di dalam rumah saja. Paling tidak, ada tiga jenis penerapan IoT jika dilihat dari penggunanya, yaitu smart city IoT (pemerintah), industrial IoT (pelaku industri), dan consumer IoT (publik). Pada smart city IoT, yang bermanfaat untuk menyederhanakan birokrasi, kita bisa melihat implementasinya dari penyelenggaraan e-tilang, platform khusus pengaduan masyarakat, smart tax, hingga pengelolaan sampah yang sudah dilakukan di Indonesia.

Kemudian, industrial IoT berguna untuk optimasi proses produksi. Hal tersebut diwujudkan melalui tiga fungsinya di dalam alur produksi, yaitu real-time collection (pengumpulan dan pengawasan data secara real-time), automatic control (penggunaan robot yang terhubung dengan cloud), dan intelligent interaction (penggunaan perangkat virtual reality dan augmented reality). Implementasi industrial IoT dapat ditemukan di berbagai sektor, mulai dari pertambangan, transportasi, kesehatan, manufaktur, agrobisnis, hingga arsitektur.

Sedangkan consumer IoT merupakan implementasi yang sudah sedikit kita bahas di atas. Saat ini, terdapat 1,29 juta rumah di Indonesia yang memiliki perangkat pendukung smart home, seperti smart speaker dan smart display. Di samping itu, consumer IoT juga dapat ditemukan pada teknologi shared bike dan mobil otonom.

Teknologi di balik IoT

Implementasi IoT sangat tergantung pada kebutuhan penggunanya. Ini berkaitan dengan infrastruktur yang digunakan di balik penyelenggaraan teknologi tersebut. Simon menjelaskan, ada tiga jenis infrastruktur penunjang IoT, yaitu NB-IoT, eMTC, dan LTE-V.

NB-IoT merupakan kependekan dari Narrowband Internet of Things. Beberapa keunggulan dari NB-IoT adalah jaringan telekomunikasi yang luas, tahan lama, dan hemat biaya. Teknologi tersebut cocok untuk digunakan pada implementasi smart city IoT, seperti smart meter dan pengawasan lingkungan.

Lalu, ada eMTC (enhanced machine-type communication). Infrastruktur ini dapat diterapkan untuk sektor yang lebih luas, seperti smart wearable, smart logistic, hingga fleet management. Hal tersebut berkaitan dengan kecepatan transfer datanya yang lebih tinggi dari NB-IoT dan tetap stabil walau dipasang di benda berkecepatan lebih dari 100 km/jam.

Sedangkan LTE-V merupakan infrastruktur IoT yang mengandalkan jaringan 5G. Berbekal teknologi jaringan terdepan, LTE-V mampu menyediakan transfer data yang lebih cepat dan latensi lebih rendah dibandingkan dengan dua infrastruktur sebelumnya. Hal tersebut membuat infrastruktur ini cocok digunakan untuk implementasi video surveillance, smart healthcare, dan mobil otonom.

Tonton Video: The NextDev Hub Virtual Talks #2 - Transformasi & Inovasi Digital di Era Kenormalan Baru

Simon menjelaskan, manfaat IoT bisa sangat luas sekali, mulai dari mengatur produksi susu sapi hingga mengontrol lampu yang ada di jalan. Maka dari itu, implementasi IoT harus berangkat dari masalah apa yang ingin diselesaikan dan bagaimana teknologi tersebut mampu menjawab kebutuhan dari penggunanya. Hal tersebut disampaikannya untuk para talenta-talenta digital di Indonesia yang ingin mengembangkan startup IoT di kemudian hari.

Bagaimana, menarik bukan penjelasan di atas? Buat kamu yang ingin lebih tahu tentang perkembangan teknologi terkini, jangan sampai ketinggalan seminar daring berikutnya dari “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series”. Masih ada enam sesi webinar menarik yang patut untuk disimak, dengan sesi selanjutnya akan diselenggarakan pada Selasa, 21 Juli 2020, pukul 13.00 - 16.00 WIB, dengan topik “AI and Big Data Enable National Digital Economy”.

Butuh informasi lebih lanjut mengenai kegiatan tersebut? Langsung saja akses akun media sosial resmi The NextDev berikut ini:

- Instagram: https://instagram.com/thenextdev

- Twitter: https://twitter.com/the_nextdev 

- Facebook: https://facebook.com/thenextdev