Bisnis manufaktur adalah salah satu sektor yang paling dinamis dan kompleks. Fluktuasi harga bahan baku, efisiensi operasional, hingga tekanan persaingan global, semua tantangan tersebut sering menghantam sektor bisnis yang satu ini.
Di tengah berbagai tekanan tersebut, banyak pelaku usaha mulai bertanya. Bagaimana cara bertahan, bahkan berkembang dalam industri manufaktur? Selain itu, apakah mungkin menerapkan strategi bisnis manufaktur dalam digital?
Apa Itu Bisnis Manufaktur?
Bisnis manufaktur merupakan jenis bisnis yang kegiatan utamanya berfokus pada proses mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Untuk itu, ada serangkaian aktivitas yang dilakukan, seperti pengadaan bahan baku, proses produksi, pengendalian kualitas, hingga pendistribusian produk. Aktivitas ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan mesin, robot, dan manusia.
Contoh Bisnis Manufaktur
Jika dipecah, sektor bisnis manufaktur sebenarnya sangatlah luas. Beberapa jenis industri bahkan sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh bisnis manufaktur:
1. Industri Makanan dan Minuman
Industri ini mengolah bahan mentah seperti gandum, gula, dan susu menjadi produk siap konsumsi. Contohnya adalah pabrik roti yang mengolah tepung, gula, dan bahan lainnya menjadi roti siap konsumsi, atau pabrik minuman yang memproduksi teh kemasan, susu, atau air mineral.
2. Manufaktur Tekstil dan Pakaian
Kegiatan bisnis manufaktur tekstil dan pakaian berkisar pada proses mengolah kapas menjadi benang, hingga menjahit kain menjadi pakaian. Salah satu contoh bisnisnya adalah usaha konveksi.
3. Industri Otomotif
Bisnis ini mencakup pabrik perakitan kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor, dengan komponen yang berasal dari berbagai vendor. Selain pabrik motor dan mobil, produsen komponen kendaraan seperti rem, ban, dan sistem kelistrikan juga masuk dalam kategori ini.
4. Industri Elektronik
Kategori ini berisi pabrik yang fokus membuat produk seperti smartphone, komputer, televisi, hingga peralatan rumah tangga seperti mesin cuci dan kulkas.
5. Industri Kimia
Pabrik pupuk, cat, detergen, bahan kimia industri, hingga produk pembersih rumah tangga, semua itu masuk dalam kategori industri kimia.
6. Manufaktur Farmasi
Berbeda dengan industri kimia, industri farmasi ini lebih fokus mengolah bahan aktif menjadi obat-obatan, vitamin, hingga suplemen kesehatan.
7. Industri Kayu dan Furnitur
Contoh bisnis yang masuk dalam kategori ini adalah pabrik furnitur yang mengolah kayu mentah menjadi meja, kursi, lemari, atau rak buku.
8. Manufaktur Kertas dan Percetakan
Pabrik kertas A4, percetakan buku, brosur, dan kemasan makanan adalah beberapa contoh bisnis yang masuk dalam kategori ini.
9. Manufaktur Produk Plastik dan Karet
Beberapa contoh produk yang dihasilkan dari industri ini di antaranya adalah wadah plastik, mainan, ban kendaraan, dan berbagai produk berbahan dasar karet sintetis.
Tantangan dalam Bisnis Manufaktur
Selain dihadapkan pada kompetisi yang semakin ketat, bisnis manufaktur juga kerap dihantam banyak tantangan. Berikut beberapa tantangan tersebut:
1. Kesulitan Memprediksi Permintaan Produksi
Fluktuasi permintaan adalah mimpi buruk bagi banyak produsen. Ketika permintaan sulit diprediksi, risiko overproduksi atau kekurangan stok jadi tak terhindarkan. Tanpa dukungan data yang akurat dan sistem pelaporan yang andal, produsen bisa kehilangan peluang atau bahkan rugi besar.
2. Pengelolaan Data Skala Besar
Semakin besar data yang dimiliki, semakin besar juga tingkat kesulitan dalam pengelolaannya. Akan tetapi, tantangan yang dimaksud di sini tidak terbatas pada urusan penyimpanan.
Bagaimana data tersebut diolah sehingga menjadi insight berguna juga tidak kalah menantang. Tanpa sistem manajemen data yang terintegrasi, informasi penting bisa saja tercecer atau sulit diakses saat dibutuhkan.
3. Pengelolaan Persediaan
Stok berlebih membuat biaya penyimpanan melonjak. Di sisi lain, stok yang kurang bisa menyebabkan keterlambatan pengiriman yang memicu kekecewaan pelanggan. Untuk mengatasi masalah ini, mau tidak mau pelaku manufaktur harus mau berinvestasi pada sistem pemantauan stok real-time yang mampu memberi gambaran akurat.
4. Kesulitan dalam Meningkatkan Efisiensi di Pabrik
Banyak perusahaan manufaktur masih bergulat dengan efisiensi operasional. Masalahnya, bagaimana cara meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas? Untuk itu, dibutuhkan pendekatan modern seperti digitalisasi proses produksi, optimalisasi workflow, dan penerapan sistem ERP agar setiap lini berjalan lebih efisien.
5. Mengidentifikasi Prospek
Harus diakui, tidak semua prospek layak dikejar. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana sulitnya melacak dan menganalisis prospek tanpa sistem yang andal. Padahal jika perusahaan salah fokus pada klien yang tidak potensial atau bahkan mengabaikan peluang emas, tim penjualan sangat bisa kehilangan arah.
Bertahan Saja Tidak Cukup, Kini Saatnya Melaju Lebih Cepat
Bisnis manufaktur tidak hanya berkutat pada urusan produksi. Selain mengatasi perkara efisiensi, Anda juga harus bisa merespons perubahan dengan cerdas dan gesit. Di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif, ketepatan dalam mengambil langkah strategis bisa jadi pembeda antara stagnasi dan pertumbuhan.
Melalui Solution Day, Telkomsel Enterprise membawa angin segar bagi para pelaku industri manufaktur. Selain melalui layanan digital, Telkomsel Enterprise juga menghadirkan solusi menyeluruh yang dirancang untuk menjawab kebutuhan di lapangan, mulai dari efisiensi operasional, optimalisasi aset, hingga peningkatan daya saing bisnis.
Kini saatnya meninggalkan cara lama dan beralih ke sistem yang lebih adaptif dan terukur. Bersama Telkomsel Enterprise, wujudkan proses manufaktur yang siap menghadapi masa depan industri yang dinamis.