Bijak di Dunia Maya Versi “Indonesia Butuh Anak Muda” | Telkomsel
BAGIKAN

Bijak di Dunia Maya Versi “Indonesia Butuh Anak Muda”

Article
Bijak di Dunia Maya Versi “Indonesia Butuh Anak Muda”

Bijak di Dunia Maya Versi
“Indonesia Butuh Anak Muda”

Pekan ini Narasi menggelar event “Indonesia Butuh Anak Muda” di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Kegiatan ini menyediakan ruang dialog, interaksi, serta akses kolaborasi dan bertukar gagasan untuk mendorong anak muda ikut aktif sebagai bagian dari ekosistem solusi untuk membentuk Indonesia yang lebih baik. Puluhan pembicara hadir untuk memberikan inspirasi kepada anak muda untuk memberikan aksi nyata bagi perkembangan bangsa.

Salah satu topik yang diangkat Narasi adalah “Bijak Dunia Maya”. Melalui topik ini, anak muda Indonesia diajak untuk bijak memilih dan mencerna derasnya informasi di dunia maya yang belum tentu semuanya sesuai fakta.

Berikut rangkuman pesan-pesan penting yang perlu diresapi anak muda untuk bisa lebih bijak dalam memanfaatkan fitur teknologi di dunia maya yang disampaikan beberapa pembicara dalam event tersebut:

Bijak di Dunia Maya Versi “Indonesia Butuh Anak Muda”

Najwa Shihab (Founder Narasi)

“Saya percaya anak muda jadi kunci ketika hoax begitu masif dan amat dekat dengan keseharian kita, karena anak muda lebih fasih teknologi, anak muda lebih kritis menerima informasi. Ini akan menjadi kunci memperbaiki mutu demokrasi atau setidaknya mutu percakapan di WhatsApp keluarga.”

Bijak di Dunia Maya Versi “Indonesia Butuh Anak Muda”

Fellexandro Ruby (Co-Founder “30 Days of Lunch” Podcast)

“Kalau teman-teman buka Instagram di smartphone, lalu buka menu ‘your activity’, kita bisa lihat berapa lama kita main Instagram dalam sehari. Itulah waktu yang kita buang dalam sehari. Ini tidak berlaku kalau kita memang kerja yang berhubungan dengan media sosial, misalnya kerja di content creation, seperti gue.”

“Kalau gue main Instagram, gue pakai untuk sesuatu yang produktif. Misalnya, dalam sehari gue kasih jatah main Instagram selama satu setengah jam. Selama durasi waktu itu, gue save konten-konten yang bisa kasih inpirasi gue untuk bikin konten. Konten yang gue save itu jadi semacam bank ide. Nah, nanti di lain waktu, pada saat gue lagi mau bikin konten, gue tinggal cek lagi konten-konten inspiratif yang sudah gue save tersebut.”

Bijak di Dunia Maya Versi “Indonesia Butuh Anak Muda”

Ayu Kartika Dewi (Co-Founder SabangMerauke)

“Saya mau ajak teman-teman untuk berpikir seperti ilmuwan. Salah satunya healthy skepticism. Teman-teman mungkin pernah dengar istilah ‘hoax untuk kebaikan’. Misalnya, di grup WhatsApp orangtua dapat pesan ‘minumlah air hangat dua gelas setiap pagi dikasih perasan jeruk nipis bisa menurunkan tekanan darah, meluruhkan kolesterol, dan menghilangkan lemak’. Kalau ditanya sumbernya dari mana, dijawab dapat dari grup sebelah. Kalau ditanya kebenarannya bagaimana, dijawab kalau salah mohon maaf, kalau benar alhamdulillah. Jangan kayak gini. Ini namanya ‘hoax untuk kebaikan’. Ini berbahaya untuk cara berpikir kita. Kita jadi terbiasa menerima apa pun yang kita dengarkan. Kita melatih orang lain untuk menerima apa pun yang mereka dengar. Jadi jangan sampai teman-teman menoleransi ‘hoax untuk kebaikan’. Biarin kita jadi orang yang cerewet di grup WhatsApp. Mau om, tante, kakek, nenek, tanyakan sumbernya dari mana. Kalau bukan kita, siapa lagi?”