Zero Trust Security: Pendekatan Baru dalam Cybersecurity
Blog
30 Jan 2024

Zero Trust mengubah skenario keamanan dengan asumsi bahwa tidak ada satu entitas pun yang dapat dipercaya. Tidak peduli di mana mereka berada, termasuk melupakan history akses sebelumnya.

 

Sudah bukan zamannya lagi masa di mana bisnis hanya mengandalkan cybersecurity berbasis perimeter untuk menjaga keamanan data dan sistem. Kini terungkap, arsitektur keamanan tradisional, yang dulu dianggap tangguh, ternyata memiliki banyak celah yang sangat mungkin dieksploitasi. 

 

Cybercrime semakin berkembang pesat, dengan kerugian global yang melampaui $6 triliun setiap tahunnya. Sindikat kejahatan terorganisir kini menggunakan metode serangan yang semakin kompleks, menargetkan tidak hanya infrastruktur kritis tetapi juga bisnis sehari-hari dan bahkan individu.

 

Laporan IBM Security X-Force Threat Intelligence Index 2023 menunjukkan lonjakan serangan siber global pada tahun 2022, di mana serangan phishing mendominasi hingga menyentuh angka 41%.

 

Untuk mengatasinya, Zero Trust dapat diterapkan sebagai mindset keamanan. Strategi ini beralih dari postur reaktif menjadi proaktif.

 

Apa itu Zero Trust Security?

Zero Trust Security adalah paradigma keamanan yang berdasar pada prinsip "never trust, always verify" (jangan pernah percaya, selalu verifikasi).

 

Ini merupakan pendekatan yang menganggap setiap jaringan, baik internal maupun eksternal, berpotensi tidak aman. Dalam Zero Trust, setiap permintaan akses diperlakukan seakan-akan berasal dari jaringan yang baru dikenal, memastikan verifikasi yang ketat di setiap titik.

 

Konsep Zero Trust pertama kali muncul sebagai respons terhadap keterbatasan model keamanan tradisional yang berprinsip "trust but verify" (percaya namun verifikasi).

 

Model lama ini sering kali gagal mendeteksi ancaman yang muncul dari dalam jaringan, sebuah kelemahan yang kemudian banyak dieksploitasi oleh serangan siber modern. Zero Trust lalu hadir menawarkan pendekatan yang lebih holistik, menekankan pentingnya verifikasi berkelanjutan dan pengendalian akses ketat.

 

Zero Trust vs Model Keamanan Tradisional

Perbedaan mendasar antara Zero Trust dan model keamanan tradisional terletak pada cara mereka mengelola akses dan kepercayaan.

 

Model tradisional sering mengandalkan perangkat keamanan perimeter seperti firewall dan antivirus untuk melindungi aset-aset di dalam jaringan.

 

Namun, model ini rentan terhadap kebocoran data dan serangan internal. Sebaliknya, Zero Trust menghilangkan konsep "jaringan terpercaya". Memerlukan verifikasi identitas dan hak akses setiap kali, tanpa memandang posisi pengguna atau perangkat dalam jaringan.

 

zero trust security dapat diterapkan di bisnis anda

 

Komponen Kunci Zero Trust

Dalam mengimplementasikan Zero Trust, beberapa komponen kunci menjadi penting:

 

  • Verifikasi identitas: Menggunakan teknologi autentikasi kuat seperti Multi-Factor Authentication (MFA) untuk memastikan identitas pengguna.

  • Microsegmentasi: Membagi jaringan menjadi segmen-segmen kecil untuk mengendalikan akses dan meminimalisir dampak jika terjadi pelanggaran keamanan.

  • Least-privilege access: Memberikan hak akses minimal yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas--mengurangi risiko penyalahgunaan hak akses.

  • Enkripsi dan inspeksi: Melindungi data dengan enkripsi, serta melakukan inspeksi menyeluruh terhadap lalu lintas jaringan.

  • Analitik dan machine learning: Menggunakan tools analitik dan machine learning untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan memberikan respons cepat tanggap.

 

Implementasi Zero Trust dalam Perusahaan

Implementasi Zero Trust dalam suatu organisasi bukanlah proses yang sederhana. Diperlukan pemahaman mendalam tentang arsitektur jaringan, kebijakan keamanan, dan kebutuhan bisnis. Berikut adalah langkah-langkah penting dalam implementasi Zero Trust Security:

 

  1. Pemetaan aset dan data-flow: Langkah pertama adalah memahami resources dan data kritis yang perlu dilindungi. Termasuk mengidentifikasi di mana data berada, seberapa sering diakses di dalam jaringan, dan siapa yang membutuhkan akses ke data tersebut.

  2. Penerapan verifikasi identitas: Mengimplementasikan sistem autentikasi multi-faktor (MFA) untuk memastikan bahwa setiap pengguna yang mengakses jaringan diverifikasi dengan tepat.

  3. Microsegmentasi jaringan: Membagi jaringan menjadi segmen yang lebih kecil untuk mengontrol akses dan mengurangi risiko penyebaran ancaman.

  4. Pengendalian akses berbasis peran: Memberikan hak akses berdasarkan peran dan kebutuhan pengguna, membatasi akses hanya pada resources yang relevan dengan peran mereka.

  5. Penerapan monitoring dan analitik: Menggunakan tools analitik dan monitoring untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan meresponsnya secara real-time.

  6. Training dan kesadaran karyawan: Sumber daya manusia adalah aspek kunci dalam keberhasilan implementasi Zero Trust. Pelatihan karyawan tentang prinsip-prinsip keamanan, ancaman siber, dan prosedur operasional yang aman sangat penting untuk membangun budaya keamanan yang andal.

 

Manfaat Zero Trust bagi Keamanan Siber

Adopsi Zero Trust Security membawa berbagai manfaat signifikan bagi perusahaan. Berikut ini adalah beberapa manfaat utamanya:

 

Keamanan yang Ditingkatkan dan Risiko Pelanggaran yang Berkurang

Dengan prinsip "jangan pernah percaya, selalu verifikasi", Zero Trust secara substansial mengurangi kemungkinan akses tidak sah dan pelanggaran data. Setiap permintaan akses diperiksa secara ketat, meminimalkan risiko serangan siber, baik dari dalam maupun luar organisasi.

 

Peningkatan Kepatuhan dan Perlindungan Data

Pendekatan Zero Trust memastikan bahwa data dilindungi sesuai dengan standar industri dan peraturan kepatuhan yang relevan. Ini bisa dicapai melalui kontrol akses yang ketat dan pemantauan berkelanjutan, memastikan bahwa data hanya dapat diakses oleh mereka yang berhak.

 

Skalabilitas dan Fleksibilitas dalam Tindakan Keamanan

Zero Trust memungkinkan organisasi untuk lebih mudah mengadaptasi kebijakan keamanan mereka sesuai dengan perubahan dalam lingkungan dan ancaman siber. Pendekatan ini bersifat modular, yang memungkinkan penambahan atau penyesuaian kontrol keamanan sesuai kebutuhan.

 

Pengurangan Surface Attack

Dengan membatasi akses hanya pada sumber daya yang diperlukan untuk tugas tertentu, Zero Trust secara signifikan mengurangi jumlah titik serangan yang dapat dieksploitasi oleh penyerang.

 

Penanganan Ancaman Internal Lebih Efektif

Pendekatan Zero Trust juga memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap ancaman internal, area yang sering diabaikan oleh model keamanan tradisional. Setiap upaya akses, bahkan dari dalam organisasi, akan dicurigai dan harus melewati serangkaian verifikasi.

 

Meningkatkan Visibilitas dan Kontrol Keamanan

Pendekatan ini memberikan visibilitas yang lebih besar atas siapa yang mengakses apa dan dari mana, memungkinkan kontrol yang lebih baik atas data-flow dan aktivitas dalam jaringan.

 

Efisiensi Biaya dalam Jangka Panjang

Walaupun mungkin memerlukan investasi awal yang signifikan, penerapan Zero Trust dapat mengurangi biaya keamanan dalam jangka panjang. Dengan menekan jumlah insiden keamanan dan pelanggaran data, bisnis Anda dapat menghemat biaya yang terkait dengan mitigasi dan pemulihan dari serangan tersebut.

 

keamanan digital adalah tanggung jawab bersama

 

Tantangan dan Solusi dalam Penerapan Zero Trust

Meskipun Zero Trust Security menawarkan banyak manfaat, implementasinya juga menghadapi beberapa tantangan. 

 

Implementasi

  1. Kompleksitas teknis: Implementasi Zero Trust bisa menjadi rumit, terutama dalam perusahaan dengan infrastruktur IT yang besar dan heterogen. Solusinya adalah pendekatan bertahap, dimulai dengan aset kritis dan secara bertahap diperluas ke seluruh jaringan.

  2. Resistensi: Perubahan dari model keamanan tradisional ke Zero Trust bisa menimbulkan resistensi, baik dari tim IT maupun pengguna. Penting untuk mengkomunikasikan manfaat Zero Trust dan menyediakan pelatihan yang memadai.

  3. Integrasi dengan sistem keamanan yang ada: Mengintegrasikan Zero Trust dengan sistem dan protokol keamanan yang sudah ada bisa menjadi tantangan. Solusinya adalah memilih solusi yang kompatibel dan fleksibel yang dapat terintegrasi dengan lancar.

 

Keputusan Strategis

  • Penggunaan tools otomatisasi: Menggunakan tools yang dapat mengotomatiskan proses verifikasi dan enkripsi dapat memudahkan transisi ke Zero Trust.

  • Kemitraan dengan penyedia solusi keamanan: Bekerja sama dengan vendor yang memiliki keahlian dalam Zero Trust dapat membantu mengatasi kesenjangan teknis dan menyediakan panduan strategis.

  • Mengadopsi kebijakan keamanan yang fleksibel: Kebijakan keamanan harus terus diperbarui untuk mencerminkan perubahan dalam lanskap ancaman dan teknologi Zero Trust.

 

Pendekatan Berorientasi Manusia

  • Meningkatkan kesadaran keamanan: Program kesadaran keamanan harus diperkuat untuk membantu pengguna memahami pentingnya kepatuhan terhadap protokol Zero Trust.

  • Feedback dan evaluasi berkelanjutan: Mengumpulkan umpan balik dari pengguna dan secara teratur mengevaluasi kebijakan Zero Trust sangat penting untuk memastikan bahwa sistem bekerja sebagaimana mestinya dan tidak menghambat produktivitas.

 

Anggaran

  • Anggaran yang realistis: Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk transisi ke Zero Trust, termasuk pelatihan, alat keamanan, dan sumber daya manusia.

  • ROI jangka panjang: Pertimbangkan pengembalian nilai investasi jangka panjang dari Zero Trust, termasuk pengurangan risiko dan biaya insiden keamanan.

Kesimpulan

Pembahasan dari berbagai aspek Zero Trust Security--mulai dari definisinya, komponen utama, implementasi, hingga manfaat--memberikan gambaran komprehensif tentang pentingnya pendekatan ini dalam lanskap keamanan siber modern.

 

Zero Trust bukan hanya sebuah konsep atau strategi keamanan, melainkan sebuah transformasi dalam cara perusahaan melindungi data dan aset digitalnya. Dengan menerapkan prinsip "jangan pernah percaya, selalu verifikasi", perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan keamanan terhadap ancaman siber yang semakin canggih dan beragam.

 

Untuk meningkatkan keamanan informasi digital bisnis Anda, Telkomsel Enterprise memiliki solusi Seamless Mobile Authentication (SMA) sebagai bagian dari inisiatif Telkomsel Authentication Protection (TAP). SMA mengoptimalkan proses verifikasi dengan teknologi jaringan yang aman dan terpercaya, memudahkan otentikasi tanpa mengurangi tingkat keamanan. 

 

Dengan SMA, Anda dapat mengintegrasikan berbagai solusi otentikasi dalam satu platform yang efisien, memberikan perlindungan data dan transaksi digital yang lebih baik, khususnya untuk segmen korporat. 

 

Melalui implementasi SMA, berarti bisnis Anda ikut mengadopsi pendekatan zero trust security yang lebih mudah dan efisien. Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut.

TAGS
Blog

Situs kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Dengan melanjutkan, Anda sudah menyetujui Syarat & Ketentuan dan Kebijakan Privasi yang berlaku.

Items per page
Sort by