Ekosistem digital adalah ekosistem yang menghubungkan rantai supply dan demand di industri digital, mulai dari produsen atau kreator produk dan layanan digital hingga pengguna produk dan layanan digital.

INDICO berperan sebagai enabler dalam ekosistem digital. Dalam hal ini, INDICO memanfaatkan sumber daya Telkomsel untuk mengembangkan ekosistem digital di Indonesia. INDICO melihat bahwa sumber daya Telkomsel yang sudah dibangun dalam 28 tahun terakhir relevan untuk membangun industri telekomunikasi juga relevan untuk membangun bisnis di lintas sektor. Singkatnya, INDICO memanfaatkan aset dan kapabilitas Telkomsel di sekitar bisnis telko untuk membangun bisnis di luar telko. Dengan posisi sebagai enabler dalam ekosistem digital, INDICO memiliki aspirasi untuk menjadi perusahaan yang menciptakan value terbaik dalam mempercepat pemerataan ekonomi digital masyarakat dan memajukan ekonomi digital Indonesia.

Sebagai enabler dalam ekosistem digital, INDICO menjalankan dua peran strategis, yakni sebagai holding company dan platform company.

Sebagai holding company, INDICO menumbuhkan bisnis portofolio atau anak perusahaannya. Dalam hal ini, INDICO mengambil posisi sebagai induk perusahaan yang terus mendorong value creation dari para portofolionya. Pada fase awal, ada tiga sektor yang menjadi fokus INDICO, yakni edutech (Kuncie), healthtech (Fita), dan game (Majamojo). Ketiga sektor tersebut INDICO nilai memiliki potensi terbesar untuk mendorong perekonomian digital nasional.

Sementara itu, sebagai platform company, INDICO sedang membangun platform bisnis untuk use cases di luar sektor telko. Ada dua platform bisnis yang sedang INDICO eksplorasi dan kembangkan saat ini, yaitu digital food ecosystem (DFE) dan digital goods commerce (DGC). Kedua platform bisnis tersebut memiliki relevansi yang tinggi dengan aset telko yang sudah Telkomsel bangun selama ini.

Ada banyak aset dan kapabilitas Telkomsel yang INDICO manfaatkan untuk mengembangkan bisnis.

Aset yang paling relevan bagi portofolio INDICO adalah pemahaman granular terhadap dinamika customer di Indonesia karena Telkomsel sudah melayani mereka puluhan tahun, berikut juga dengan jalur distribusi terkaitnya. Di samping itu, brand Telkomsel telah terbangun menjadi brand yang dikenal dan terpercaya oleh masyarakat Indonesia dan stakeholders di industri digital. Dengan memanfaatkan aset-aset tersebut, portofolio INDICO jadi memiliki unfair advantage untuk menumbuhkan bisnisnya jika dibandingkan startup lainnya.

Sementara itu, untuk membangun platform bisnis, ada beberapa aset Telkomsel yang INDICO manfaatkan. Selain aset-aset yang terkait sales dan brand, ada juga Telkomsel IoT (Internet of Things), Telkomsel DigiAds (digital advertising), dan Telkomsel MSIGHT (Big Data). Ke depannya, ada banyak aset dan kapabilitas Telkomsel yang relevan untuk dikembangkan bersama ekosistem digital terkait.

Ada dua platform bisnis yang sedang INDICO eksplorasi dan kembangkan saat ini, yaitu digital food ecosystem (DFE) dan digital goods commerce (DGC).

DFE adalah platform di sektor agritech yang diinkubasi di Telkomsel pada tahun 2022 yang kini dikelola INDICO sejak awal tahun 2023. Platform bisnis ini menyediakan solusi terintegrasi dari hulu ke hilir untuk membangun fondasi ekosistem pangan yang berkelanjutan. Di hulu, dengan memanfaatkan teknologi digital, INDICO menciptakan solusi budidaya bersama petani agar hasil panen bisa meningkat. Sementara di hilir, bekerjasama dengan mitra distribusi, INDICO membuka akses agar hasil panen petani bisa terjual dengan harga lebih baik sesuai permintaan pasar.

DGC adalah platform yang mengintegrasikan beragam produk digital (digital goods) dari berbagai kategori yang ada di pasar. Platform DGC akan mempermudah produsen barang-barang digital untuk mempertemukan supply barangnya dengan konsumen yang tepat melalui jalur distribusi yang paling tepat. Pada tahap awal, produk digital yang INDICO jual adalah game voucher. Ke depannya, INDICO memiliki aspirasi platform ini dapat menjadi one-stop shopping platform untuk seluruh produk digital.